Suasana ruang tengah mendadak berubah menjadi tegang, terlihat dua orang laki-laki duduk berhadapan dengan tatapan sulit dibaca. Reza gugub, kesusahan menelan salivanya seiring tatapan tajam Bambang padanya.
"Om kecewa sama kamu, Reza."
Deg
Bagai tersambar petir seakan tubuh Reza membatu di tempat. Apakah dia bermimpi, bukankah selama ini dia sudah selalu melakukan perintah dengan baik di keluarga tersebut. Sesuai janjinya apapun ia harus siap sedia bila dimintai bantuan dan melakukannya dengan sebaik-baiknya sebagai wujud rasa terima kasihnya.
Urusan perusahaan telah ia kerjakan dengan baik dan masalah Melisa juga ia jaga dengan baik selama di luar negeri kemarin. Lantas bagian mana ia mengecewakan laki-laki parubaya itu.
Disaat Reza sedang bergulat dengan pikirannya karena terkejut, anehnya Bambang malah terkesan sedikit santai dengan menyeruput kopi hitam yang masih mengepulkan asap saat masih berbicara dengannya.