Chereads / AKHIRNYA CINTA / Chapter 10 - Part 10

Chapter 10 - Part 10

Kondisi pak Bambang yang sedang dirawat di rumah sakit sudah mulai membaik dan stabil. Kalau tidak ada halangan hari ini Pak Bambang akan pulang ke rumah karena dokter sudah mengizinkannya pulang. Soalnya Pak Bambang tidak mengalami luka serius. Rama dan Bu Amira setia mendampingi Pak Bambang selama di rumah sakit.

Setibanya keluarga pak Bambang di rumah, Rama langsung memberitahukan kepada ALice kalau hari ini ayahnya telah pulang ke rumah. Kebetulan hari ini adalah hari minggu jadi Alice dan Rama libur kerja. Mendengar informasi dari Rama, keluarga ALice langsung bertolak ke rumah Rama untuk menjenguk Pak Bambang.

Tiba-tiba ada suara ketukan pintu dari luar. Rama langsung membukakan pintu. Ketika pintu sudah terbuka Rama terkejut sekali, ternyata keluarga Alice sudah berdiri disana. Alice belum memberitahukan akan kedatangannya bersama orangtuanya kepada Rama.

"Pak Salim."Rama terkejut melihat ada Pak Salim berdiri di depannya dan langsung mencium punggung tangan kedua orangtua Alice. alice sungguh tersentuh akan kesopanan Rama pada orangtuanya.

"Silahkan masuk."Rama mempersilahkan keluarga Alice masuk kamar. Kedua matanya berbinar tepat berhadapan dengan Alice.

Keluarga Alice masuk ke dalam dan menuju kamar Pak Bambang. Terlihat juga Bu Zubaidah membawa sebuah parcel buah untuk Pak Bambang.

"Keluarga Alice datang pah."Rama membuka pintu kamar ayahnya. Kedua orangtua Rama langsung menatap ke arah pintu.

"Oh keluarga ALice kesini."Pak Bambang menyambut dengan ramah.

"Gimana Pak Bambang kondisinya?"tanya Pak Salim tepat berdiri disamping kasur Pak bambang.

"Sudah baik ini kok Pak. Makasih udah jenguk saya."Pak Bambang terlihat senang dengan kedatangan keluarga Alice. Begitupula istrinya juga.

"Syukurlah kalau gitu. Ikut senang mendengarnya."Bu Zubaidah ikut merasa senang mendengar kabar kesembuhan Pak Bambang.

Melihat orangtua Alice dan orangtua Rama yang terlihat akrab sekali membuat Rama merasa senang. Rama tambah yakin ingin menjadikan Alice tamu baru di keluarganya. Alice sendiri juga merasa senang melihat keakraban diantara keluarga itu. Walaupun hanya tetangga kompleks saja tapi ini sudah terlihat dan terasa seperti keluarga besar.

"Alice?"tiba-tiba Pak Bambang memanggil nama Alice. Seketika Alice langsung menatap sambil tersenyum kea rah Pak Bambang.

"Iya Om."Alice menjawab sambil terdengar gugup.

"Gimana hubungan kalian?"Pak Bambang menatap Alice dan Rama bergiliran.

"Kalian?"Alice terlihat bingung dengan maksud Pak Bambang. Alice menoleh menatap Rama, jelas yang dimaksud Bambang pasti Rama, akhir-akhir ini dia memang dekat dengan Rama bahkan laki-laki itu telah mengungkapkan perasaannya.

"Gini nak Alice. Rama sudah cerita semua sama om dan tante kalau dia suka sama kamu. Apa kamu sekarang sudah memiliki jawaban untuk Rama tentang perasaan yang telah diungkapkannya kepadamu kemarin?"Pak bambang betul-betul serius berbicara dengan ALice. Semua orang memandang ke Alice. Ternyata Rama telah memberitahu orangtuanya mengenai perasaan Rama padanya kemarin. Memang kemarin Alice tidak menjawabnya. Hal itu karena hatinya masih dimiliki Panji. Dan Rama juga tidak menuntut jawabannya karena Rama tahu kalau dia telah punya pacar namun sudah hilang komunikasi. Kini dia bingung menjawabnya. Dia kira Rama hanya bercanda saja.

"Rama juga udah bilang kalau Pak Salim dan Bu Zubaidah lebih menghendaki kalau kamu langsung menikah saja dan tidak pacaran. Apa kamu masih berhubungan dengan pacarmu semasa kuliah itu?"Alice kaget ketika Pak Bambang sudah tahu semua. Alice seketika menatap Rama. Rama malah balik menatap santai kearahnya seakan-akan tidak merasa bersalah.

"Saya sudah nggak pernah berhubungan lagi dengan pacar saya itu om."Alice jujur di depan semua.

"Kalau begitu gimana kalau saya langsung berterus terang, Jujur Rama ingin menikahimu. Seperti yang kamu ketahui kalau Pak Salim dan Bu Zubaidah menghendaki kamu untuk langsung menikah saja katimbang berpacaran. Rama sudah mengutarakannya ke kami kalau dirinya sudah siap dan berniat melamarmu. Gimana nak ALice?"Hati ALice seketika serasa berhenti berdetak. begitupula orangtua Alice hanya bisa diam saja sambil tidak percaya kalau pak Bambang berbicara seperti itu.

"Wah saya merasa senang sekali kalau nak Rama sudah punya niatan untuk menikahi Alice. Jujur saya juga tidak mau anak saya digantung pacarnya itu, tidak memberikan kejelasan sama sekali. Lebih baik kalau memang sudah saling cinta ya segera ssrius saja. Tapi semua saya serahkan sama Alice."Pak Salim terkesan merestui kalau Rama akan menikahi Alice. Tapi semua keputusan ada di tangan Alice.

"Gimana nak?"Bu Zubaidah bertanya pada Alice.

Alice jelas dilanda kebingungan. Rasanya serba salah. Satu sisi dia masih ingin bertahan akan hubungannya dengan Panji walau harus menerima kenyataan keduanya sudah tidak pernah berkomunikasi lagi. Disisi lain dia tidak tega melihat kedua orangtuanya yang terlihat bahagia akan niat baik Rama untuk meminangnya. Kalau ditanya masalah hati, jelas hatinya masih tertaut pada Panji bukan Rama. Meskipun akhir-akhir ini Rama selalu memberikan perhatian padanya. Alice menganggap Rama layaknya seperti seorang kakak.

"Aduh gimana ini? Aku nggak tega menolak, papah mamah sepertinya lebih menghendaki

"Jujur saya sampai saat ini sangat menghargai kebaikan kak Rama pada saya. Kalau kak Rama memang benar-benar serius dengan saya dan orangtua saya telah merestuinya, maka tidak ada alasan lagi buat saya untuk menolak kak Rama. Saya juga salut sama kak Rama yang telah sabar menunggu jawaban saya sampai saat ini."Alice terlihat puitis di depan Rama. Hati Rama seperti bunga yang sedang mekar. itulah perasaannya sekarang merasa bahagia sekali ketika Alice sudah menerimanya cintanya.

"Maaf Panji, aku tidak bisa apa-apa disini. Tidak mungkin aku menolak Pak Bambang. Apalagi kedua orangtuaku sudah mengenal baik Rama. Semoga kamu bisa mendapatkan wanita yang lebih baik daripada aku." Alice sedih kala perasaannya masih tertaut pada Panji.

Semua orang di dalam sana merasa bahagia sekali. Tidak terkecuali Rama. ALice melihatnya sedikit senang. Setelah hubungannya dengan Panji yang tidak ada kejelasan kini dia sudah menemukan cinta sesungguhnya. Jujur Alice sungguh merasa bahagia ketika melihat orangtuanya sebegitu senangnya ketika Alice sudah bersedia menikah dengan Rama. memang orangtuanya sudah akrab dan cocok denagn Rama.

"Kapan kalian akan menikah?"Pak Bambang terlihat tidak sabar. Alice dan Rama langsung beradu pandang karena kaget mendengar pertanyaan Pak Bambang.

"Aku sih maunya cepet pah."Rama menjawab dengan jujur sambil memandang Alice.

"Itu Alice. Rama sudah ngomong gitu."Bu Zubaidah memandang Alice.

"Iya mah. Alice ikut saja."Alice malu sekali ketika Rama terlihat ngebet banget sama dia. Semua orang langsung tertawa.

"Hubunganku sama Panji saja belum putus. Apa ini keputusan yang sudah benar?" pikir Alice menatap raut bahagia orangtuanya ditengah kegamangan hatinya.

Sedikitpun belum pernah terlintas di pikirannya kalau pada akhirnya dia akan menikah dengan Rama teman kecilnya dulu sekaligus bos tempat ia bekerja. Mungkin itu yang dibilang jodoh tidak ada yang tahu. Dia kira hubungannya dengan Panji bisa berakhir di pelaminan namun kalah cepat akan niatan Rama yang sudah bergerak gesit mendahului Panji yang sampai sekarang entah dimana dan sibuk apa. Bahkan niatannya dengan orangtuanya yang ingin menjenguk pak Bambang setelah pulang dari rumah sakit malah berujung pada pernikahan mereka.

"Selamat ya anakku."Bu Zubaidah tersenyum ke arah Alice sambil memeluk anaknya.

"Terus ini kapan kalian akan nikah."Bu Amira membuat suasana menjadi diam karena pertanyaannya membuat banyak orang kaget. Bu Amira juga tidak sabar kalau Rama menikah dengan Alice.

"Bu Amira sudah tidak sabar menunggu kalian menikah."Bu Zubaidah langsung menanggapi pertanyaan Bu Amira sambil melirik Rama dan Alice bergantian.

"Secepatnya kalau bisa Bu."jawab Rama langsung membuat semua orang ketawa lagi. Alice tampak malau-malu kucing.

"Rama."Alice langsung memanggil Rama dengan malu.

"Ya sudah gimana kalau kita nikahnya bulan depan?"usul Rama dengan semangat.

"Cepet amat Ram."Alice tiba-tiba menjawab dengan cepat.

"Habisnya kamu lama banget jawabnya."Rama menggoda Alice sambil ketawa.

"Bukannya lebih cepat lebih baik. Hehehe."Pak Salim ikut menggoda Alice. Alice merasa kalau semuaorang disana sudah menanti nanti pernikahnnya dengan Rama segera digelar.Alice merasa terpojok sekali. Semua orang telah menghendaki untuk diadakan pernikahan secepatnya.

"Gimana pak Salim kalau anak-anak kita nikahnya bulandepan?"Pak Bambang memberikan usul kepada Pak Salim .

"Setuju pak."Pak Salim terlihat senang menjawabnya.

"Siap."Rama menjawab dengan keras dan mantap.

"Kok nggak tanya aku dulu sih."Alice bergumam sendiri dalam hati sambil merasa jengkel.

Waktu sudah menunjukkan pukul 8 malam. Keluarga Alice memutuskan untuk berpamitan dengan keluarga Rama. Lain waktu akan dibahas lagi pernikahan Rama dengan Alice. Karena sudah malam jadi untuk sementara keputusannya belum final.

Rama merasa lega karena sebentar lagi dia akan menikahi Alice, cinta pertamanya sejak kecil. Walaupun keluarganya sedang tertimpa musibah yaitu ayahnya baru saja mengalami kecelakaan malah berujung pada moment romantis dengan Alice. Perasaan Alice masih merasa tidak menyangka , baru lulus wisuda, kemudian diterima kerja di perusahaan temannya sendiri , terakhir hari ini malah membahas pesta pernikahan anatara dirinya dan Rama bulan depan.

"Pak Bambang kita pamit dulu ya. Ini sudah malam."Pak Salim berpamitan kepada keluarga Rama.

"Terima kasih ya Pak sudah mau menjenguk saya."Pak Bambang bersalaman dengan Pak Salim.

"Ya pak. Bentar lagi kita juga akan menjadi satu keluarga. Jadi tidak salah kalau kita nyicil dari sekarang untuk mengakrabkan keluarga kita."Pak Salim melirik dan tersenyum kea rah Alice.

"Khmm khmm."Bu ZUbaidah terlihat ngasih kode ke Alice terlihat menggoda Alice.

"Ayah."Alice malu.

"Hati-hati ya pak bu di jalan."pesan Amira kepada keluarga Alice.

Keluarga Alice keluar dari kamar Pak Bambang. Terlihat Rama menghantarkan keluarga Alice sampai gerbang rumahnya.

"Sekali lagi saya mengucapkan terima kasih atas kerelaan waktu bapak dan Ibu mau menjenguk ayah saya."Rama bersikap ramah sopan di depan kedua orangtua Alice.

"Ya nak. Kita pamit dulu ya."Pak Salim mulai meninggalkan Rama dan menuju mobil diikuti istrinya.

"Alice semoga mimpi indah nanti malam ya."Rama sempat menarik kedua tangan Alice sehingga wajahnya langsung berhadapan dengan wajah Rama.

"Rama....Kamu itu ya."Alice menahan malu di depan Rama tapi di dalam hatinya merasa deg-deg an saat bertatapan langsung dengan Rama.

"Hati hati ya calon istriku."Rama memegang tangan kanan Alice sambil mengerdipkan matanya kea rah Alice. Jantung ALice serasa ingin lepas dari posisinya.

"Iya."Alice beranjak meninggalkan Rama yang masih menatap kepergiannya. .