Sepanjang jalan menuju ke toko bayi, Vera kembali menelepon Nara dan meminta maaf atas obrolan yang tidak jelas tadi. Vera menceritakan mengapa dirinya berbicara begitu saat di telepon dan Nara juga emosi mendengar temannya di jelek-jelekkan oleh orang yang tidak di kenal.
"Sudahlah Nara, kamus ama aja kayak kak Justin." Vera tertawa.
"Gak bisa di biarkan Ver, di jambak mulutnya tuh cocoknya biar gak berkoar-koar sesuka hati." Nara begitu emosi dari nada suaranya.
"Hahaha serem amat mau jambak mulut orang kamu, lagian mereka tadi udah tersinggung sama ucapanku tadi." Vera tersenyum, satu tangan Vera mengelus lengan Justin yang sedang fokus menyetir.
"Kenapa gak langsung kamu tegur aga tadi ?'
"Halah capekin aku, belum lagi nanti jadi berhantamkan, kepikiran terus nanti masalah sama kandunganku." Vera mengelus perutnya.