"Tidak usah membantahku Nor, jaga Lea disini dan jangan ikut campur." ucap kakek dengan nada serius.
Aku tau ini semata mata hanya karena kakek sayang dan tidak ingin membuatku terluka, tapi entah kenapa saat ini aku merasa kalau aku seharusnya ikut membantunya.
Dengan pedang baja tergantung lemas disebelah kiri nya, kakek keluar sembari mengangkat tangan seolah telah menyerah kepada mereka.
"Baiklah, aku menyerah kau boleh mengintrogasiku." ucap kakek dengan nada pasrah.
"TAHAN TEMBAKAN! PASUKAN SATU, LIMA DAN ENAM PERIKSA MASUK KE DALAM." perintah dari salah seorang diantara mereka, aku rasa dia merupakan salah satu pemimpin team
Disaat beberapa pasukan sudah mulai masuk mendekati pintu, tiba tiba kakek merubah kuda kudanya secara perlahan tanpa disadari pasukan dan tangannya yang semula diangkat lemas sekarang merambat pelan untuk meraih pedang di saku kirinya.
"TEBASAN PERTAMA, AKAI NO HATO!" Teriak Kakek dengan lantang diantara para pasukan, sekarang kuda kuda kakek sudah siap dan tangannya menggenggam erat pedang baja nya.
Tangan kanannya langsung mengeluarkan pedang baja dari sarung pedangnya kemudian diacungkan keatas seraya menebas sisi kiri dan kanan. Gerakannya sangat tidak asing bagiku, ini merupakan salah satu gerakan dasar untuk membuka serangan dalam Shiro no hato namun kali ini kakek menggunakan senjata ketika menggunakannya.
Setelah mengacungkan pedangnya keatas seraya menebas sisi kiri dan kanannya, kakek langsung berputar dan mengayunkan pedangnya kesegala arah membuat prajurit disekitarnya terlempar menabrak prajurit yang lain, seketika pasukan BRAINLESS yang hendak masuk mulai menjaga jarak, mereka yang tadi berada disekitar kakek mendapat luka tebasan didada mereka.
"JAGA JARAK, AMBIL POSISI MENEMBAK, HYUN RYUDAN SANG KSATRIA NAGA MELAKUKAN PERLAWANAN." ucap ketua mereka tadi.
Sang Ksatria Naga? Apa maksud perkataan mereka? Aku sama sekali tidak pernah mendengar kakek memiliki julukan seperti itu.
Seketika pasukan BRAINLESS itu melingkari kakek dan mengarahkan senjata kepadanya.
"APA YANG KAU LAKUKAN RYUDAN?!" ucap ketua dari team tersebut dengan nada kesal dan marah.
"Kau pikir aku akan membiarkanmu masuk begitu saja? Jangan meremehkanku BRAINLESS!" jawab kakek dengan lantang.
"TEMBAAK!!" teriak pemimpin team mereka dengan lantang.
Cting... cting... cting... Dengan sekejap kakek menepis dan memotong peluru mereka dengan pedang bajanya, dan tanpa kusadari sekarang kuda kuda telah berubah.
"TEBASAN KEDUA, MIDORI NO HATO!" teriak kakek sambil menebaskan pedangnya kearah peluru lawan, tidak ada satu pelurupun yang mampu menembus pertahanan pedangnya.
Aku tau gerakan ini, dulu kakek pernah bilang kepadaku, bertahan tidak selalu soal menahan karena pertahanan terbaik adalah menyerang, dan sekarang kakek menggunakan teknik itu untuk menangkis peluru senapan dan pistol dengan pedang.
"TERUS TEMBAK, BUAT SEDIKIT CELAH" ucap pemimpin mereka selagi terus menambahkan tempo serang.
Lama kelamaan kakek terlihat tidak bisa menahan peluru itu lagi, ditambah dengan kondisinya yang masih kewalahan setelah melawan cecunguk tadi.
Duar! Salah satu peluru akhirnya berhasil menembus pertahan kakek, peluru tersebut mengenai dadanya, aku tersentak, aku ingin segera keluar dan menolong kakek namun aku masih mengingatkan pekataan kakek barusan, perkataannya yang bilang bahwa aku seharusnya menjaga Lea didalam.
Dor... dor... dorr...duarr! beberapa saat kemudian, peluru lain menyusul menembus pertahanan kakek dan melukai pinggang serta dadanya, aku makin geram melihat diriku yang tidak berguna menyaksikan kakek bertarung habis habisan hanya untuk melindungi aku yang tidak bisa apa apa.
Aku sangat kesal, aku geram, tanganku bergematar seolah tidak menerima apa yang sedang terjadi, seketika aku hendak untuk melompat kearah kakek, Lea yang daritadi berada disebelahku menahanku dan berkata "Tenanglah Nor, kakek melakukan itu semua untuk melindungi kita, kalau kau sampai kau bertindak gegabah dan pergi kesana kau hanya akan membuat perngorbanan kakek sia sia."
"Tapi Lea, aku tidak bisa diam begitu saja melihat kakek dihujani peluru seperti itu." jawabku.
"Nor, aku memang baru mengenal kakek Hyun tadi malam, tapi aku tetap tidak bisa terima terus terusan dilindungi dan membebani kakek Hyun, dia mengizinkan ku untuk tinggal dan bekerja disini walau dia tau dengan menyembunyikanku disini akan merugikan dirinya." kata Lea.
"Tapi Nor, sekarang kau harus tenang dan tidak bertindak gegabah kalau tidak maka tidak gunanya apa yang dilakukan oleh kakek Hyun saat ini." tegas Lea membuatku untuk tidak berbuat gegabah.
"Ha..haa..haaa...." kakek tertawa pelan
Aku mendengar tawa kakek dan merasa heran, kenapa ia masih bisa tertawa padahal sudah banyak peluru mendarat di badanya.
"TAHAN TEMBAKAN!"
"APA YANG KAU TERTAWAKAN HYUN RYUDAN?!" tanya pemimpin team mereka dengan sangat kesal.
"Kau pikir peluru lemah seperti ini bisa mengalahkanku?" ucap kakek meremehkan.
"Bahkan dari tadi aku belum benar benar seirus BRAINLESS!" teriak kakek dengan lantang.
Aku merasakan aura yang berbeda dari arah kakek. Aura nya begitu mencekam dan menakutkan. Sangat kuat namun lebih tenang.
Kuda kudanya berubah lagi, namun kali ini sorot mata jauh lebih serius. Aku merasakan hawa dingin dari kakek bahkan aku hampir tidak mengenali aura milik kakek. Seolah olah aura ini bukanlah kakek yang ku kenal.
"TEBASAN KETIGA! AO NO HATO"
Pedang yang semula berada ditangan kanan dipindahkan kakek ke tangan kirinya, dengan posisi kuda kuda bertahan tangan kakek justru membuat posisi untuk menyerang, aku tidak pernah melihat gerakan seperti ini sebelumnya, gerakan ini seperti menggabungkan antara teknik menyerang dan teknik bertahan dengan menggunakan teknik bertahan sebagai kuda kuda dan posisi tangan kiri dilipat kebelakang dengan pedang yang siap dihunus kapan saja dan tangan kanan yang mengepal dan lurus dengan bahu seolah siap menyerang.
"CEPAT TEMBAK SEBELUM DIA MELAKUKAN SESUATU!"
"Lambat!" ucap kakek sambil membuka kepalan tanganya dan memukul kearah depan, menciptakan getaran udara yang menimbulkan kehampaan didepannya dan membuat dirinya bisa lebih cepat menghunuskan pedangnya diruang yang hampa.
Tepat sebelum pasukan BRAINLESS melancarkan serangan, tangan kiri kakek sudah terlebih dahulu menebas sebagian dari mereka, membuat formasi jadi jatuh berantakan.
Dengan menggabungkan tinju dari tangan kanannya untuk membuat ruang hampa kakek bisa lebih leluasa untuk menebas mereka dengan tangan kirinya, aku tidak pernah membayangkan ada orang yang dapat melancarkan kombinasi serangan antara pukulan dan pedang sebelumnya, ditambah dengan kuda kuda posisi bertahan membuat kakek dapat lebih menghindari serangan mereka.
Perlahan lahan kakek mulai maju mendekati mereka, yang semula kuda kuda kakek adalah bertahan sekarang telah dirubah menjadi kuda kuda menyerang dan kakekpun berlari menerjang mereka.
"TEBASAN KEEMPAT, KURO NO HATO"
Kakek berteriak sambil melompat kearah serangan lawan, namun kali ini kakek membalik posisi tadi, tangannya yang membentuk posisi bertahan membuat peluru tidak menembus pertahanannya dan kuda kuda menyerang membuat kakek lebih mudah berpindah posisi dengan cepat.
Kakek bergerak kesana kemari dengan sangat cepat membuat beberapa diantara mereka saling menembak satu sama lain.
"HENTIKAN TEMBAKAN" perintah dari pemimpin mereka, karena kecepatan gerakan kakek sulit untuk diprediksi
Dengan berhentinya mereka menembak kakek, membuat kakek jadi lebih mudah menghabisi mereka, tanpa berlama lama kakek langsung menebas mereka semua dengan menghunuskan pedang baja nya ke para prajurit dan menciptakan kehampaan dari tinju kanan untuk membuat mereka sulit bergerak.
Setelah hampir dari ketujum team habis dibereskan oleh kakek, tiba tiba datang suara bising dari arah barat.
"SELURUH PASUKAN, MUNDUR! BALA BANTUAN DATANG." ucap pemimpin mereka seraya berlari menuju kumpulan prajurit BRAINLESS
Aku tidak menyangka hal ini akan terjadi, satu Batalyon penuh datang ke menuju pasar solomon, aku khawatir dengan kakek, badannya penuh dengan bekas tembakan, aku tak tau entah sampai kapan kakek akan bertahan dengan kondisi seperti itu.
"MENYERAHLAH HYUN RYUDAN, KAU TELAH TERKEPUNG" ucap seseorang yang suaranya mirip sekali dengan orang yang mengaku sebagai pos komando, aku pikir dia adalah pemimpin batalyon ini
Kakek terdiam, tepat dihadapannya terdapat satu batalyon pasukan bersenjata dan beberapa mobil yang dilengkapi dengan senjata peluru kendali
"SEPERTINYA DIA SUDAH MENYERAH, TANGKAP DIA" seru pemimpin batalyon itu
Kakek masih terdiam, aku merasa ada yang aneh dengan kakek, ia tidak mungkin sudah menyerah karena itu kakek bukan orang seperti itu, aku rasa kakek merencanakan sesuatu.
Hah?! Bagaimana bisa, aku sudah tidak dapat lagi merasakan hawa keberadaan kakek, apa yang sebenarnya terjadi? gumamku.
Dengan sekejap mata tiba tiba aku sudah tidak bisa melihat keberadaannya lagi, begitupula dengan pasukan BRAINLESS.
"DIMANA DIA?! KEMANA DIA PERGI?" ucap pemimpin mereka panik.
Argh... brukk... bukk.. buk, tiba tiba pasukan yang tadi mencoba untuk menangkap kakek berteriak kesakitan dan perlahan lahan terjatuh, aku tidak tau apa yang sedang terjadi.
"HEY HEY, APA YANG SEDANG TERJADI? KEMANA PERGINYA RYUDAN?!" Teriak pemimpin mereka dengan wajah bingung dan takut.
"Aku disini BRAINLESS." ucap kakek yang tiba tiba berada ditengah tengah batalyon mereka.
"HAH? APA YANG BARU SAJA TERJADI? TANGKAP DIA!" perintah pemimpin mereka.
"Dasar pasukan yang naif, TEBASAN TERAKHIR, SHIRO NO HATO!"
Dalam sekejap sebagian pasukan batalyon tersebut tumbang, aku benar benar tidak dapat melihat dan merasakan keberadaan kakek, namun aku tau kakek menyerang mereka dengan kecepatan yang melebihi batas penglihatan manusia, dia terlalu cepat bahkan tadi sebelum menggunakan jurus ini kakek tidak menggunakan kuda kuda maupun posisi tangan apapun, hanya berdiri lemas seolah sudah menyerah.
Kakek terus menggunakan bergerak dengan kecepatan tinggi sambil menebas pasukan BRAINLESS secara acak dan tak menentu, gerakan kakek benar benar tidak dapat diprediksi dan hanya perlu beberapa detik hingga sebagian dari batalyon tadi tumbang.
Namun sekarang kakek berhenti, aura nya sudah dapat kurasakan kembali, aku bingung apa yang kakek lakukan saat ini, kenapa ia tidak segera menghabisi mereka semua?
"KURANG AJAR KAU RYUDAN! BERANI BERANINYA KAU MEMPERMAINKANKU" gertak pemimpin batalyon tadi dengan raut wajah yang sangat kesal
"TEMBAK!"
Puluhan peluru datang menyerang kakek, namun kali ini kakek menepis lebih lamban dari pertahanan tadi dan tempo pergerakan kakek seolah olah terbatas, aku rasa kakek sudah mulai terpojok karena kewalahan.
Duar... dorr.. duar.. puluhan peluru datang menembus tubuh kakek, namun kali ini wajah kakek tidak terlihat baik baik saja, ia seolah sedang sadar bahwa saat ini adalah saat saat terakhirnya.
"APA YANG TERJADU HYUN? MENYERAH SAJALAH." teriak pemimpin mereka dengan senang karena kakek sudah tidak bisa memberikan perlawanan lagi
Tiba tiba kakek melihat kearah toko, aku tau tujuannya adalah untuk melihat ke arah ku karena kakek sadar kalau aku dan Lea sedang memperhatikannya sadari tadi, kakek melihat kami dan tersenyum seolah mengatakan kata perpisahan.
Dor! Satu peluru berhasil menembus kakinya dan membuat nya terjatuh, walau sudah terjatuh BRAINLESS tetap menghujani kakek dengan peluru.
Tanpa sadar tubuhku bergerak dengan sendirinya, aku berlari kencang menuju tempat kakek terjatuh, peluru masih terus ditembakan menembak tubuh kakek yang sudah terbaring lemas.
"HENTIKAANN!!" teriakku kencang kepada mereka sambil memngulurkan tangan kedepan, seolah olah aku dapat melindungi kakek agar tidak terkena serangan
Aku tau menghentikan peluru hanya dengan telapak tangan adalah hal yang mustahil, namun tubuhku bergerak dengan sendirinya dan secara tiba tiba seluruh peluru yang menghampiri kami terjatuh ke tanah dan pasukan BRAINLESS pun ikut jatuh dan terbaring ditanah, aku tidak peduli dengan apa yang sedang terjadi, yang aku pedulikan sekarang adalah kakek.
"Kek, kakek bertahanlah aku akan melindungimu." ucapku sambil menangis kepada kakek yang sudah tergeletak ditanah.
"N..no, Nor ya?" ucap kakek terpatah patah.
"iyaa kek, ini aku, aku disini."
"Ada yang ingin aku sampaikan padamu Nor, mendekatlah." ucap kakek dengan nada memaksakan diri, aku tau pasti berbicara sangat bagi nya saat ini.
"Pamanmu, Lucas Bigthumb adalah pemimpin organisasi pemberontakan bawah tanah, temui ia dan sampaikan permohonan maafku padanya karena pergi meninggalkannya terlebih dahulu." ucap kakek dengan suara serak
"Hah? Apa yang kakek katakan, tidak bertahanlah kek, aku dan Lea akan segera mengobatimu didalam."
"Nor, pergilah, bawa Lea ketempat yang aman dan carilah pamanmu, aku yakin dia pasti bisa membantumu untuk menemukan ibumu." suara kakek mulai melemas
"Bawa pedang baja ini bersamamu, kelima tebasan tadi adalah penerapan dari teknik Shiro no hato menggunakan senjata, hanya itu yang bisa kuajarkan kepadamu Nor. Kau sudah cukup kuat untuk menghadapi dunia luar, sekarang pergilah." sambung kakek.
"Tidak! Aku tidak akan meninggalkan mu disini" ujarku bersih keras kepada kakek
Aku membantu kakek berdiri dan berjalan perlahan menuju toko, namun tiba tiba..
DOR! Pemimpin batalyon tiba tiba menembakan peluru tepat dikepala kakek, dan tanpa aku sadari pasukan yang lain sudah dapat bergerak seperti semula, kakek terjatuh dan terbaring di tanah dengan darah terus mengalir dari kepalanya, aku sangat kesal dan marah kepada mereka namun disaat aku ingin membalas dendam kepada mereka, aku justru tidak sadarkan diri.