"Ngai--"
Sungguh tak sanggup melanjutkan perkataan, karena takut percakapan ini direkam oleh Jia Zhen. Adik laki-laki sudah cepat besar, sehingga salah ucap, bisa menyebakan kesalahpahaman. Yeah, dia pemuda yang cerdas, ditambah kami besar di lingkungan mafia, jadi tak heran bila semua hal mustahil di dunia manusia awam, di kami semua jadi nyata.
"Wei shen me, Ce? Xian zai, nyi ragu dengan ngai?" tanya Jia Zhen lembut.
Sebenarnya, iya, tapi tidak mungkin menjawab begitu, dui bu dui ma? Ngai masih memikirkan perasaan orang lain, apalagi dengan keluarga yang baik, sehingga tak mengatakan dengan bahasa yang terlalu jujur, nanti dia pasti kaget, seperti tadi, gumam ngai.
"Hm ... bagaimana menjawabnya, ya ... ngai sendiri bingung, ing wei wo bu zi tao cara menyampaikan apa yang ada di kepala," jawab ngai.