Mama memeluk tubuh ngai erat-erat, sesaat setelah sadar dari tidur yang hampir saja menjadi selamanya. Air mata beliau bisa terasa di baju, sehingga bisa dipastikan kalau mama begitu stress, dan sekarang berbahagia anaknya telah bangun.
Jujur saja, belum bisa melihat dengan jelas, karena dipeluk sangat erat oleh wanita yang telah melahirkan ngai ke dunia. Beliau benar-benar tak mau melepaskan, seolah takut anak sulung yang suka menyusahkan ini pergi untuk selamanya. Well, I already went, but fortunately I could be here on time.
Honey, thank you so much for your kind help. Without your help, I defenitely did not where I would belong to. Sungguh, tak disangka kekasih yang awalnya suka menyebalkan itu, bisa sangat berguna di saat sulit, pikir ngai dalam hati.
"Syukurlah nyi kembali, Ai-Ling, kami sangat khawatir," ucap mama dengan suara bergetar.