Perjalanan terasa panjang bagi kedua kakak-beradik tersebut. Mereka sibuk dengan pikiran masing-masing, sehingga tak ada percakapan yang tercipta, sehingga suasana di dalam mobil tetap sunyi, sepi dan begitu hening.
Bagaimana, ya, kabar Cece Ai-Ling? Ah, coba ngai dian hua mama dulu, siapa tahu ada perkembangan terbaru. Mana ponsel ngai, ya? Batin Ching Er.
Gadis berkulit putih itu pun langsung membuka tas kecil yang disampirkan di bahu. Perhatian Ching Er terfokus ke sana, kemudian smartphone yang dicari akhirnya ditemukan juga. Tangan kanannya telah memegang ponsel dengan raut yang berbinar-binar, seolah tak ada yang lebih berharga, dibandingkan yang lain.
"Nah, ini dia. Coba ngai dian hua mama, supaya bisa mengetahui langsung kabar di sana. Siapa tahu, Cece sudah sadar, jadi kami bisa bertemu kembali dengan bahagia," gumamnya pelan.