Ngai bersyukur, pertemuan dengan Daniel telah berakhir. Benar-benar mengerikan sekali, karena pria itu sama sekali tak menyerah, karena ngai belum mengatakan "I Do".
Ngai ikut mengantarkan pria itu beserta keluarganya ke halaman depan. Ya, sebagai orang Indonesia, kami memang akan tetap mengantarkan tamu sampai ke sana. Kalau ditanyakan sama papa dan mama, kenapa harus begitu? Mereka akan kompak menjawab, 'itu bagian dari sopan santun dan memang harus seperti itu!' Kalau seperti itu, sudah pasti end of story alias tak bisa bertanya lebih lanjut.
Daniel melambaikan tangan pada ngai, seolah dia sudah menjadi kekasih. Hal ini benar-benar membuat malu, akan tetapi terselip rasa bahagia. Apakah ngai mulai jatuh cinta? Entahlah.
Ketika mobil yang membawa Daniel dan keluarganya telah pergi, ngai pun masuk ke dalam rumah, mengikuti mama dan papa. Malam ini bagaikan mimpi dan sangat sulit dicerna sama sekali.
"Ce, mama dan papa ingin bicara," ucap mama secara tiba-tiba dengan ngai.