X dan rombongan telah sampai di cafe, terutama di tempat duduk kesayangan yang telah di-reserved. Pria tampan nan dingin itu merasa diperhatikan oleh banyak pasang mata. Alih-alih risih, ia hanya berlagak acuh tak acuh sama sekali, sehingga apa pun yang terjadi dianggap tak pernah terjadi sama sekali.
Tak perlu menunggu terlalu lama, pesanan pria yang dijuluki The Young King di klan mafia terkuat di Eropa dan Amerika itu, langsung muncul. Seorang waiter pria senior yang mengantarkan, karena mereka mengetahui, bahwa dari dulu X tidak suka apabila ada waitress yang datang ke table atau ke room untuk mengantarkan makanan untuknya atau keluarga.
Ia pun makan dengan perlahan, seraya berpikir, kenapa Maria tak juga kunjung membalas surat elektronik yang telah dikirimkan? Apakah wanita keturunan Tionghoa itu telah marah, sehingga tak mau menjawab sama sekali?