Ngai hanya bisa menunggu apa yang akan mama katakan. Sebenarnya, sudah takut, akan tetapi harus jujur dan sebisa mungkin berkata jujur meskipun pahit rasanya, 'kan?
Sungguh, tak berani saat ini melihat wajah mama, karena tak tahu apa yang akan dikatakan dan diperbuat. Tubuh ngai sudah selesai di wash lap dan telah memakai pakaian ganti, sehingga semuanya sudah bersih, segar dan wangi. Paling tidak, keringat yang menempel tidak ada lagi.
"Jadi, itu semua cerita versi nyi?" tanya mama dengan suara bergetar.
"Ya, Ma. Ngai berusaha sebisa mungkin untuk jujur dan kalau mama marah, ngai terima," jawabku pelan.
"Ce, ni zi tau ma? Karena masalah ini, kami: papa dan mama sampai dipanggil oleh Queen Red Dragon? Tentu ini bukan masalah sepele dan bukan pula hal enteng. Queen Red Dragon tidak pernah memanggil pasangan resmi dari seorang leader distrik, jika tidak urgent sama sekali." Suara mama masih bergetar.