"Ngai ...."
Kenapa lidah ini serasa kelu? Apa benar yang dikatakan oleh adik laki-laki ngai tadi, kalau ekspresi ngai berbeda saat membaca e-mail dan bercerita tentang X? Ini bukan mimpi, 'kan? Atau jangan-jangan ... si bungsu mengerjai ngai? Ini tak bisa dibiarkan!
"Ce?" Suara Jia Zhen terdengar.
"Cece tidak suka dengan dia. Dia musuh keluarga, sekaligus musuh klan," jawab ngai, setelah sadar dari pikiran sendiri.
"Zen de ma? Tapi, kalau boleh ngai jujur, kita tak pernah bermusuhan secara langsung dengan laki-laki itu. Maksud ngai, dia tidak pernah menyakiti papa atau keluarga kita di depan mata, sehingga kalau disebut sebagai musuh keluarga ya itu tidak tepat. Ini hanya menurut pendapat ngai," ucap Jia Zhen serius.
Ngai sudah melotot, kala adik laki-laki semata wayang ini mengatakan 'kalau disebut sebagai musuh keluarga ya itu tidak tepat'. Ngai mencoba mencerna ucapan Jia Zhen dan ada benarnya juga, sih.