Aku tak tahan. Perasaan yang terkumpul di dalam dada, membuat hati terasa sesak. Kenapa seorang X yang tak perduli akan cinta, terutama wanita, kini mulai menanggung sesuatu yang aneh? Apakah ini adalah kehilangan yang nyata atau kesepian?
Netra yang ada memandang Boston sekali lagi melalui jendela kamar, dengan tatapan hampa. Sungguh, ini pertama kali terjadi pada seorang cassanova sepertiku dan benar-benar menyiksa!
"Tuan?" Suara itu memanggil.
"Ya?" Aku menyahut, tanpa mengalihkan pandangan.
"Maaf, apakah kita akan pergi sekarang? Penerbangan Anda--"
"Aku tahu. Biarkan aku begini satu menit saja, setelah itu langsung ke bandara," potongku datar.
Tak ada lagi suara. Ya, aku ingin sekali keadaan hening ini menghinggapi diri, sehingga tak ada lagi yang mengganggu. Biarkan kesunyian yang tercipta, membuat kekosongan yang ada di dalam jiwa, semakin tak terasa.
