"X itu adalah Pemimpin Utama di klan The Black Dragon." Aku menjawab pertanyaan Jia Zhen.
Keheningan sempat terjadi di dalam kamar ini. Ngai berharap, mama masih lama naik ke atas dan Ching Er tidak menyusul datang ke sini.
"Hah? Cece yakin?" Jia Zhen hampir saja memekik.
Maria membekap mulut sang adik bungsu dengan tangan kiri, supaya tidak terdengar oleh orang-orang di luar sana. Untung saja, tak ada yang mengetuk pintu atau mencoba masuk, karena ngai berhasil membekap mulut Jia Zhen tepat pada waktunya!
"Sst! Jangan berisik, nanti bisa terdengar sampai ke luar!" Ngai memperingatkan adik satu ini, agar tidak lupa diri.
"Oh iya, wo wang liao a. Dui bu qi, Cece," sesal Jia Zhen.
"Bu shen me. Xiao sin oo! Jangan teriak dari sini, nanti bodyguard mengira, ada hal serius, dan bisa rusuh jadinya!" Ngai memperingatkan dengan sungguh-sungguh.