Seorang pria paruh baya memeriksa ponsel dengan wajah cemas. Ia melihat pesan yang dikirimkan oleh Hans Purnomo Wijaya, karena penasaran dengan isi voice recorded yang dikatakan sejak awal.
"Apakah benar yang dikatakan oleh musuh klan? Bila terbukti, mau ditaruh di mana mukaku? Putri sendiri membuat malu, sudah pasti tak termaafkan!" gerutunya sebal.
Pesan itu belum dibuka, karena ingin menguatkan diri sendiri. Ia merasa tak sanggup, karena takut apa yang dikatakan oleh papa kandung Maria terbukti benar.
"Aku tak ingin membuka, karena firasat sudah tak enak, tapi kalau tidak didengarkan, bagaimana bisa tahu?" ucapnya cemas.
Akhirnya, setelah terdiam agak lama, tangan kanan menekan tombol play dan mulai mendengar percakapan suara yang dikirimkan oleh Hans Purnomo Wijaya, Leader dari klan The Red Dragon.
Montana: "Halo, dengan Hans Wijaya?"
Hans: "Betul. Anda siapa?"