Seorang jejaka yang terlihat masih berusia belasan tahun, namun tekah memiliki bentuk tubuh tinggi dan tegap itu, terlihat masih menunggu perempuan setengah baya tadi. Ia memang tak ingin mengganggu, karena berpikir bisa saja si penjual tengah sibuk melakukan sesuatu di dalam.
Ngai sebenarnya sudah lapar. Tepatnya, kelaparan. Tapi, mungkin ibu tadi sedang sibuk atau ada hal lain. Lebih baik ditunggu sebentar lagi. Papa atau mama juga belum ada dian hua ngai, jadi diasumsikan semua aman terkendali, pikir pemuda cerdas tersebut.