Previous Chapter:
Hm ? Tunggu dulu! Ngai seperti mengenal suara ini, sehingga ketika menoleh ke belakang ... ya Buddha! Itu suara Kung-kung! Beliau datang bersama A-Ma! Bagaimana bisa? Mereka sudah meninggal, bahkan sudah lama sekali!
"Percuma saja nyi protes, Ai-Ling. Waktu nyi sudah dekat, jadi jangan berisik. Sekarang yang bisa dilakukan, hanya mengamati kedua orang tua dan adik-adik, lalu mengucapkan salam perpisahan," ucap Kung-kung.
Ngai menggeleng cepat beberapa kali. Mo! Ngai emoi sihet! Bagaimana bisa kembali ke tubuh yang masih terbaring lemah, dengan bantuan alat bantu medis. Keadaan yang sungguh memprihatinkan dan keinginan ini hanya mau tetap hidup. Haiya, Boddhisatva, mafan wo!
***
"Mo! Jangan bawa ngai pergi! Ngai masih ingin hidup di dunia saha ini!" tegas ngai.
Ngai tak mau berjauhan dengan keluarga, terutama kekasih hati. Kami berdua belum juga berjuang supaya hubungan direstui, malah diberi kabar akan "pergi"? Hais, ngai emoi!
