"Mungkin ... bagi papa dan mama ... masalah ini sepele. Tapi, bagi ngai tidak sama sekali. Ngai ... betul-betul tidak suka ... tidak rela ... jika Koko Daniel harus menikah dengan Cece Ai-Ling. Sungguh ... di antara semua keinginan ... ngai hanya ingin koko menjadi milik ngai." Gadis itu menyuarakan kembali isi hatinya.
Cynthia merasa terusik dengan ucapan anak kedua, akan tetapi Hans langsung menggenggam jemari tangan kanan sang istri dan menoleh kepadanya. Sang suami menggelengkan kepala, pertanda agar wanita dari anak-anaknya untuk tetap tenang dan tidak gegabah.
Ching Er yang tak memerhatikan kedua orang tuanya, tetap menangis. Ia merasa sangat sedih, karena cinta yang baru tumbuh di dalam hati, dipaksa mati, karena orang tua lebih memilih sang kakak pertama dibandingkan dirinya.
"Jangan marah, Lao Po. Kita biarkan Ching Er mengatakan isi hati, supaya lebih mudah mengarahkan. Jika dia keterlaluan, baru kita tegur," ucap Hans dengan gerakan bibir.