"Kalian senang kan? akan ada anggota baru di keluarga kita",. Reista menepuk pelannya pelan, "Adik Renand akan menambah dua lagi.. Mommy akan punya anak kembar". Lanjut Reista lagi, membuat Nandra dan Ramel hanya bisa diam saja sambil meringis ngeri.
"Ahhh Mommy.. Renand senang sekali akan menambah adik lagi, jadi berapa adik Renand sekarang? emm.. 2 ditambah 2. adik Renand akan ada 4, oh iya.. jangan lupakan Reiko dan Amarilis, Renand punya adik 6, banyak ya.. tapi Renand Senang sekali". Nandra berucap dengan riang, walaupun dalam hatinya mengutuk perbuatan ayahnya yang menambah anak lagi.
"Tentu saja, kau banyak adik.. hidupmu tidak akan kesepian lagi, Mommy akan pikirkan baik baik apa nama yang tepat untuk anak kembar Mommy nanti". Ucapan Reista hanya diangguki oleh Nandra. "Sayang... pijat kakiku, aku pegal.. ada dua anak di perutku, aku akan sangat kelelahan". Ramel tersenyum sangat manis. Begitu manis hingga membuat Nandra ingin tertawa meledek ayahnya sendiri.
tau rasa.. Kata Nandra dalam hati, ayahnya yang berbuat, jadi ayahnya yang harus bertanggungjawab.
Ramel dengan sangat lembut memijat kaki istrinya, Reista merebahkan tubuhnya dan mulai menikmati pijatan dari tangan suaminya tercinta.
"Mom.. sebenarnya ada yang ingin kutanyakan". Kata Nandra, yang sudah berbicara serius pada ibunya.
"Apa?". Kata Reista, masih belum sadar bahwa saat ini Nandra benar benar ingin mengetahui sesuatu.
"Dulu.. Kemana sebenarnya Nafisah?". Pertanyaan Nandra membuat Ramel menghentikan gerakan tangannya dan Reista yang sudah membuka matanya dan mulai memandang anaknya dengan seksama.
"Kenapa sekarang kau bertanya tentang Nafisah lagi?". Tanya Reista pelan, sangat hati-hati.. karena perihal wanita bernama Nafisah, sangat sensitif untuk Nandra.
"Renand rindu Nafisah, Mom.. Sangat rindu, ada rasa bersalah yang hinggap di dalam hati Renand tentang Nafisah.. apakah, sampai saat ini Daddy dan Mommy benar-benar tidak mengetahui tentang Nafisah? atau hanya pura-pura tidak tau?" Pertanyaan Nandra membuat Reista tersentak kaget, kenapa anaknya bisa bertanya seperti ini? kenapa Nandra berkata bahwa seolah-olah selama ini Reista dan Ramel yang menyembunyikan Nafisah?.
Reista menatap sebentar ke arah Ramel, lalu mulai menatap anak laki-lakinya lagi.
"Ada beberapa hal yang memang tidak bisa kau ketahui Nak". Jawab Reista lembut.
"Hal apa Mom? hingga membuat Mommy dan Daddy mengorbankan perasaan anak Kalian sendiri? Apakah Mommy tidak bisa merasakan betapa hancurnya hati Renand? saat Nafisah pergi begitu saja.. Renand bahkan selalu bermimpi buruk tentang Nafisah, Renand Rindu Nafisah Mom..". Ucapan Pelan Nandra membuat hati Reista tersentuh, sejak dulu Nandra memang selalu bertanya tentang Nafisah.. namun Reista dan Ramel menutupi banyak hal dari Nandra..
"Maafkan Mommy, tapi belum saatnya kau tau Nak". hanya itu yang bisa Reista katakan.
"Nafisah bersekolah disini kan? dia salah satu siswa baru tahun ini. benarkan Mom? Dad? dan kalian menutupi ini dariku". Reista dan Ramel terdiam, mereka cukup kaget karena Nandra mengetahui tentang kenyataan yang ada. Bagaimana bisa? dalam waktu sehari saja, Nandra sudah tau keberadaan Nafisah? apakah memang Tuhan mentakdirkan mereka bersama?. Pikir Reista.
"Benar..." Itu suara Ramel, Ramel menghela nafasnya sebentar. lalu bangun dari duduknya dan berjalan ke arah Tv, di belakang Tv Ramel memencet tombol kecil. Tv itu memutar dan ternyata di dalamnya adalah sebuah ruangan rahasia yang tidak pernah Nandra tau. "Kemari.. biar Daddy tunjukan sesuatu". Kata Ramel lagi.
"Ramel... belum saatnya Renand tau". Kata Reista yang sudah berlari menahan Ramel untuk memberitahu hal yang sesungguhnya.
"Renand harus tau.. dia berhak tau, Dia sudah besar dan sudah bisa memahami semua keadaan yang terjadi". Ramel menepuk pelan tangan istrinya dan mengatakan lewat tatapan mata, bahwa semua akan baik baik saja.
Nandra menghampiri Ramel dan ikut masuk ke dan ruangan rahasia tersebut. Nandra dapat melihat banyak lukisan wajah Nafisah dan Nandra dulu waktu kecil. Pintu ruangan tertutup, mereka bertiga ada di dalam ruangan itu dan masih terdiam menikmati figuran fhoto dan lukisan saat Nandra dan Nafisah masih kecil. Ada juga fhoto Reiko dan Amarilis saat pertama kali datang ke mansion mereka.
Semua kenangan itu begitu manis, Nandra bahkan tersenyum karena melihat senyum Nafisah saat masih kecil dulu..
"Sebenarnya Daddy dan Mommy membuat Sekolah ini, karena untuk mengenang Nafisah dan Chintya ibunya.. Mommy berharap suatu hari nanti Nafisah bisa bersekolah disini dan kita bisa bersama lagi seperti dulu". Ramel menjeda pembicaraannya lalu melangkahkan kakinya ke sebuah fhoto saat Nafisah berhasil sembuh dari penyakit yang mematikan. sebuah penyakit yang diciptakan oleh 'Alex' (Psikopat gila). terlihat kulit dan daging Nafisah sudah mengering dan wajah Nafisah sudah terlihat lebih baik.
"Nafisah cantik sekali Dad". kata Nandra yang menyentuh fhoto tersebut.
"Dia cantik, itu kenapa kau begitu mencintainya". Kata Ramel membenarkan perkataan anaknya.
"Lalu kemana Nafisah setelah fhoto ini? seingat Renand, ini adalah fhoto terakhir Nafisah atau hari terakhir Nafisah berada bersama kita. Setelah itu, Nafisah tidak pernah terlihat lagi..". Kata Nandra sendu.
"Nafisah dibawah oleh ayahnya Diano, pergi dari Belanda dan menetap di Paris. Namun baru 3 bulan Nafisah menetap disana, Diano meninggal dunia karena kecelakaan.. Nafisah mengalami depresi hingga membuat Nafisah lupa ingatan, tidak semuanya.. Nafisah hanya lupa tentang kenangan dia bersama kita, namun tidak melupakan Reista". Ucapan Ayahnya membuat Renand heran, melihat sebentar ke arah ibunya lalu menunggu kelanjutan dari pembicaraan ayahnya lagi.
"Nafisah Mengingat ibumu karena salah satu Maid mengatakan pada Nafisah kalau Chintya (ibu Nafisah). Mati karena Reista.. Hal itu yang membuat Nafisah mengingat ibumu saja, Maid itu menciptakan cerita tersendiri tentang kematian Chintya pada Nafisah.. hingga cerita itu membuat Nafisah menjadi sangat membenci ibumu dan tertanam hingga dia besar seperti sekarang". kelanjutan dari pembicaraan Ayahnya membuat Nandra terpengkur sedih. bagaimana bisa Nafisah berpikir hal begitu? siapa Maid itu? yang membuat cerita palsu dan membuat Nafisah jadi membenci ibu Nandra..
"Itu kenapa Nafisah tidak mengingat aku sama sekali kan? Nafisah melupakan nama keluarga Ettrama, tapi mengingat nama Mommy? sebenarnya siapa Maid yang mengarang cerita begitu pada Nafisah?". Nandra masih belum bisa percaya tentang apa yang diceritakan ayahnya sendiri.
"Ya.. begitulah.. Maid itu sebenarnya adalah andine, ibu kandungmu sendiri.. dia masih mengharapkan aku kembali padanya, tapi aku tidak pernah memberikan kesempatan.. Karena Daddy sudah memiliki Mommy disisi Daddy, Setelah kejadian itu, Andine memang mempengaruhi Nafisah begitu parah. Daddy dan Mommy tau hal ini, karena Caca yang memberi tau, kau ingat kan? Tante-mu Adik dari ibu kandungmu sendiri". Kata Ramel.
"Ibuku sendiri.. ironis sekali". Ucapan Nandra sangat pelan, hingga membuat Reista menghampiri anaknya dan mengelus kepalanya pelan.
"Jangan dipikirkan, itu sudah masa lalu Nak". Reista memberikan senyum terbaik untuk anaknya, Nandra ikut tersenyum dan mengangguk. mengatakan bahwa semua memang sudah masa lalu