"Nafisah anakku sangat menurut jika Renand sudah berbicara, lucu sekali." Suara ibu Elena yang tiba tiba datang membuatku menengok ke arah Belakang dan tersenyum dengan malas.
jika ibu sudah berbicara, maka tidak ada tempat untukku disini. Ibu pasti akan memojokkan aku sampai di dinding paling pinggir, tinggal menunggu saja kapan aku akan jatuh.
Aku berharap Tuhan selamatkan aku dari kedua orangtuaku sendiri, dan selamatkan Renand agar tidak menyinggung perasaan kedua orangtuaku.
"Nyonya Elena, senang melihatmu lagi." Renand menyapa ibuku.
Ibu terlihat memberikan senyum manis dan duduk dengan nyaman di bangkunya.
"Bagaimana jalanan sayang? Kau lelah, butuh minuman dingin?." Pertanyaan Daddy yang begitu sangat lembut dan romantis membuatku berdecih pelan, mereka masing sempat-sempatnya memberikan perhatian saat sudah membuatku hampir kehilangan nafas.