"Aku mengajakmu makan malam, sebenarnya ingin meminta maaf. bukan membuatmu kesal ataupun merasa tidak nyaman, aku tau.. semua yang ku lakukan membuatmu menjadi seperti ini." Renand menatap mata Nafisah dengan serius, Nafisah hanya bisa diam saja.
Tatapan mata mereka saat ini, seperti tatapan kerinduan yang sudah lama ingin bertemu.
Nafisah tidak bisa mengelak, Nafisah tidak bisa berkata apa apa lagi. Keterdiamannya saat ini, adalah bentuk pertahanan diri. Pertahanan diri untuk membentuk segala jati diri..
"Aku tau bahwa selama ini kau menunggu aku kembali." Kata Renand lagi, Melemas sudah seluruh tubuh Nafisah.
Nafisah sudah menatap ke arah lain lagi, Tenggorokannya mendadak sakit dan nyeri..
"Bolehkah aku kembali? Menatap matamu lagi dan menuntaskan semua janji yang pernah aku buat?." Pertanyaan Renand begitu merdu di telinga Nafisah, Namun Nafisah tidak mengangguk ataupun menggeleng.