"my ayy, why you bisa sickk like thiss" ucap Dipa setelah masuk keruangan Rayna. Disana sudah ada Ray yang sedang menyuapi adik nya itu makan.
Teman teman yang lain hanya geleng gelenb kepala melihat kelakuan Dipa, ingin sekali rasanya mereka melemparkan nya ke sungai amazon, maybe.
"ehh kutil tungu, lo kira ini hutan apa" kata bara
"tungu emang punya kutil"? Tanya Dipa sambil berpikir.
"lo pikir aja deh pake otak kecil lo itu" jawab bara. Yang lain hanya ketewa kecil melihat kelakuan dua orang itu.
"kok bisa sih ay masuk rumah sakit.? " tanya fikri pada Raina dengan senyum lembut nya.
"ay kata dokter cuma kecapekan aja kok kak" balas Raina
"pasti kebanyakan belajar tuh kan" ucap kenzo yang di angguki oleh yang lainnya. Mereka, teman teman Ray sudah sangat mengetahui Raina yang sangat giat dalam belajar. Mustahil bagi nya, tidak memegang buku dalam sejam saja. Raina hanya menyengir saja untuk menjawab pertanyaan kenzo tersebut atau lebih tepatnya seperti pernyataan.
"jadi Ray, kapan Raina bisa pulang? " tanya fikri
"besok uda bisa pulang kok. Nunggu infus nya sampai habis aja. " jawab Ray
"nenek nani nga kesini yah? " tanya bara
"tadi nenek kesini kok. Gantian jaga aja. Tadi nenek udah menjaga ay ketika gue pulang. " balas Ray
"Ay istirahat yah. Kakak dan lainnya keluar dulu ke depan" kata Ray yang dibalas anggukan oleh Raina. Kemudian mereka keluar. Mereka memilih untuk duduk di kursi depan kamar Raina.
"sebelumnya gue minta maaf, karena nyuruh kalian untuk keluar. Gue mau memberi waktu untuk Raina biar istirahat lebih banyak. " kata Ray yang merasa tidak enak kepada teman nya.
"iya, kita ngerti kok Ray. Santai aja" balas fikri.
"kalau gitu, kita balik deluan yah. Titip salam sama ay nanti, sama nenek juga" kata Bara
"iya,makasih udah mau jenggukin adek gue. Hati hati lo pada" ucap Ray,lalu yang lainnya mengangguk dan pergi.
***
"berikan alasan terbaik kamu kenapa semalam kamu bolos dari sekolah" pinta bu Tuti selaku guru bk yang terkenal dengan kekilleran nya. Sudah 10 menit Ray di ruang horor ini yang tak lain adalah ruangan bk. Ia hanya menunduk saja karena tak tahan menatap mata tajam milik bu Tuti tersebut. Sedari tadi, suasana sangat mencekam menurut Ray.
"adik saya tiba tiba masuk rumah sakit. Lalu, menurut ibu apakah saya sebagai kakak hanya berdiam diri saja dan menunggu kabar?" jawab Ray dengan berani dan menatap guru nya itu.
"apa kamu tidak tidak bisa memberi waktu semenit saja untuk permisi pulang?" tanya bu Tuti
"tidak"
"beri saya alasan"
"waktu semenit itu sangat berarti bagi saya. Jika terjadi apa apa kepada adik saya, dan saya tidak berada di sampingnya karena waktu semenit itu, saya akan merasa bersalah seumur hidup saya" jawab Ray dengan tegas.
"alasan kamu saya terima. Tapi bagaimana pun juga, kamu tetap mendapat hukuman" ucap bu Tuti. Ia cukup mengenal murid di depan nya ini. Murid berprestasi, dan tegas. Dapat dilihat, dari cara nya menyampaikan alasan seperti tadi.
"saya siap melakukan nya. Karna ini murni salah saya" jawab Ray
tugas kamu membantu pak Rito untuk membersihkan seluruh lingkungan sekolah. Dan kamu boleh pergi sekarang" kata bu Tuti
"baik. Saya permisi" kata Ray dan meninggalkan ruangan tersebut.
"elu nga diapa apain kan Ray sama nenek lampir itu? " tanya Dipa sambil menelisik badan Ray dan memutar mutar badan Ray. Selama Ray masuk keruangan horor itu, keempat temannya menunggu di depan sambil melihat apa yang yang dilakukan Bu Tuti pada Ray.
enggak papa. Gue cuman di kasih tugas membantu pak Rito membersihkan sekolah. Yaauda, gue mau jumpain pak Rito dulu yah. Kalian istirahat aja. " jawab Ray yang mendapat anggukan dari teman temannya
"dingin amat si Ray" ucap kenzo
"lo kira dia kulkas berjalan apa" kata Dipa lagi.
"emang udah dari embrio kali dia begitu sifat nya. Yauda cabut yuk. Kita beli air minum untuk Ray" kata fikri
"kuylah, kantin kita" ucap bara.
***
kamu istirahat saja yah ay. Nenek mau masak dulu " kata nenek nani pada Raina. Hari ini, Rayna sudah bisa pulang. Keadaan sudah hampir pulih total. Hanya, wajah nya saja yang sedikit agak pucat.
"iya nenek. Makasih yah nek udah mau merawat ay" kata Rayna kemudian memeluk Nani yang berdiri di samping nya.
"iya ay. Yauda, nenek kedapur dulu yah. Kalau ada butuh sesuatu panggil nenek aja" kata nani
" iya nek".
Lalu Rayna membaringkan tubuhnya ke ranjang nya yang kecil ini. Pikirannya berkelanang kemana mana. Tiba tiba, kejadian 6 tahun lalu terlintas begitu saja di benak nya. Air mata Raina menetes begitu saja.
Masih sangat tersusun rapi kejadian itu di kepala nya. Kejadian yang akan diingat sampai seumur hidup nya.
Bukan ia membenci Tuhan karna membuat hidupnya seperti ini, tapi ia masih belum menerima semua nya.
Lalu Raina bangkit dari tempat tidur nya dan pergi beranjak ke lemari kecil miliknya dan mengambil sesuatu di dalam nya. boneka. Itu adalah kenang kenangan yang di berikan oleh kedua Orang tua nya sewaktu ia berulang tahun. Boneka kelinci berukuran sedang itu adalah kesayangan nya. Ia memeluk boneka itu dengan sangat erat dan menumpukkan kepala nya ke atas kepala boneka itu dengan air mata yang masih mengalir. Setelah lama memeluk boneka itu, lalu ia mengingat satu barang lagi yang tak kalah berharga dengan boneka tersebut. Raina mengambil sebuah pulpen yang berwarna pink. Diatas pulpen tersebut, ada mainan yang berbentuk seperti bintang. Pulpen itu adalah pemberian papa nya.
Flashback...
"ini pulpen untuk Raina. papa sengaja beliin pulpen ini untuk anak kesayangan papa yang cantik ini supaya rajin belajar nya. Bentuk nya lucu kan sama kayak princess papa ini" kata adrian sambil mencubit pelan pipi Raina. Adrian yang tak lain adalah papa Ray dan Raina.
"yeyy, makasih papa" kata Rayna gembira lalu kemudian ia mencium pipi papa nya dan memeluk nya.
Flasback off..
Pernah sewaktu waktu pulpen tersebut tidak nampak, ia mencari nya kemana mana dengan panik. "pulpen itu tidak boleh hilang". Pikirnya. Kemudian ia berusaha keras mencari nya lagi sampai ia menemukan pulpen tersebut tertinggal di laci kelas nya. Setelah lama mengamati pulpen tersebut, ia meletakkan kembali pulpen dan boneka ke tempat semula. Kemudian Raina mengambil sebuah foto keluarga yang terbingkai kecil diatas meja belajar nya. Terdapat senyum bahagia pada foto tersebut.
"Rayna rindu mama dan papa. Peluk dan cium dari Rayna untuk mama papa di surga sana"
Bersambung....