Flasback, 6 tahun yang lalu..
"weekend begini, gimana kalau kita jalan jalan? " tanya sabrina, mama Ray dan Rayna.
"iya nih ma. Udah lama kita ngak family time. Mama papa sibuk terus sih" jawab anak sulung mereka, Ray dengan wajah cemberut.
"jangan cemberut gitu dong sayang. Mama sama papa kan cari uang untuk sekolah Ray dan Rayna. Yauda, sekarang kita jalan jalan yah" ucap sabrina.
Selama ini memang, sabrina dan adrian sangat sibuk bekerja. Mereka hanya bertemu sewaktu sarapan pagi saja. Saat mereka pulang bekerja, sudah hampir larut malam, dan sampai dirumah, kedua anak nya sudah tertidur pulas.
"kalian siap siap aja, papa mau menyiapkan mobil dulu" kata adrian lalu beranjak dari ruang tamu tempat dimana yang biasanya mereka berkumpul seperti sekarang ini.
"asikk,kita jalan jalan" seru Rayna.
"kita ke mall yah ma" ajak Ray
" iya sayang. Kalian siap siap gih, mama juga nih" kata sabrina.
***
"mama, Rayna mau beli baju yang banyak yah" kata Rayna. Saat ini mereka dalam perjalanan menuju mall.
"apapun untuk princess nya mama papa" kata sabrina
"huu, anak manja" seru Ray pada adik nya itu
"suka suka aku dong, kakak iri yah" kata Rayna
"udah dong sayang, jangan berantem mulu. Akur dong sekali kali" ucap adrian. Mereka heran melihat kedua nya, selalu saja seperti itu. Saling mengejek, dan tidak pernah mengalah. Tetapi, bagi Ray, dia tidak akan membiarkan adik nya di ganggu orang lain atau membuat nya menangis. Dia selalu menjadi pelindung bagi Rayna. Itu yang membuat sabrina dan adrian salut kepada anak sulung nya tersebut.
Mereka juga tau kalau Ray memang sengaja menganggu Rayna hanya karena ia gemas saja.
"ini pa, kakak suka sekali garain Rayna" aduh nya pada adrian.
"idihh, ngadu" cibir Ray yang dibalas Rayna dengan menjulur kan lidah nya tanda dia sedang mengejek kakak nya itu.
"kakak jangan suka garain adek nya dong" tegur adrian.
"nga kok pa, Rayna nya aja yang manja" bela Ray
"yauda yuk kita masuk, tuhh gara gara kalian berantem jadi nga sadar kan kita udah sampai" kata sabrina
"yauda yuk ma, Rayna nga sabaran nih" seru Rayna
Lalu mereka masuk ke dalam mall dan berkeliling mencari area permainan. Mereka berempat mulai bermain di sana hingga tak terasa sudah menghabiskan waktu 2 jam.
"kita makan siang dulu yuk" kata sabrina
"mama, Rayna pengen makan pizza" ucap Rayna
"makan nasi dulu dong sayang, nanti kita beli pizza nya yah" balas sabrina sambil mengelus rambut sebahu milik Rayna
"yauda yuk, Ray udah laper nih" kata Ray.
***
Setelah selesai makan, mereka beralih ke toko pakaian. Sesuai permintaan Rayna yang ingin membeli baju.
"kamu nga mau beli baju Ray"? Tanya sabrina setelah sampai di toko pakaian
" nga deh ma, Ray mau beli sepatu aja. Bolehkan? " tanya Ray
"boleh dong sayang. Apapun untuk anak mama" balas sabrina
"makasih mama. "
yauda kalau gitu, papa sama Ray aja ke toko sepatu nya biar mama sama Rayna disini. Ntar kita ketemu di parkiran aja. Gimana? " usul adrian
" oke. Mama setuju".
"pa, ini bagus enggak"? Tanya Ray pada adrian
"bagus. Kamu suka? " tanya adrian
"iya pa, tapi aku juga suka ini" kata nya lagi menunjukkan sebuah sepatu di tangan sebelah nya.
"yauda ambil aja kedua nya" titah adrian
harga nya mahal pa" cicit Ray pelan
"soal harga gampang itu, apapun untuk jagoan papa ini" kata adrian dengan senyum manis nya
"makasih papa" seru Ray
"udah kan ga ada lagi"? Tanya adrian
"enggak pa. Papa nga ada beli barang?
"enggak. Papa udah banyak belanja kemarin sama mama waktu di luar kota. Yauda yuk ke kasir kita bayar dulu. "
Setelah selesai dengan urusan pembayaran, adrian dan Ray segera menuju parkiran. Disana, sudah ada menunggu sabrina dan Raina.
"ihh kok lama banget sih" kata Raina dengan cemberut
"maaf ya sayang" balas adrian pada anak bungsu nya yang dibalas anggukan oleh Raina.
"kita kemana lagi nih?" kata
"pulang aja deh pa. Besok kan kita harus masuk sekolah lagi" jawab Ray
"yakin? " tanya sabrina
"iya ma" jawab Ray
Raina? Mau pulang nak? " tanya sabrina
"pulang deh ma. Kaki Rayna udah pegel nih jalan terus. Tapi kita berhenti di rumah ice cream dulu yah ma. Stok nya udah habis dirumah, hehehe" kata Raina
"yauda. Kita kesana dulu yah papa" ucap sabrina pada adrian
Lalu mereka segera menuju tempat pembelian ice cream cream yang dimaksud oleh Raina. Sabrina dan adrian pertama kali nya membawa kedua anak nya kesini sewaktu mereka pulang sekolah masing masing. Saat itu mereka ada waktu untuk menjemput kedua anak nya. Walaupun sibuk, mereka tidak pernah melupakan tugas nya sebagai orang tua.
Saat mengajak ke rumah ice cream, Ray dan Raina menyambut nya dengan baik. Disana terdapat bentuk bentuk dan rasa ice cream yang berbeda, dan itu membuat Ray dan Raina tidak bosan untuk membeli disana. Tiap weekend seperti ini, pasti Raina akan mengajak mama dan papa untuk membeli persedian stok ice cream di sana.
"ma, aku mau yang rasa vanila, coklat, sama strobery. Itu ma bentuk nya lucu" jelas Rayna antusias.
"iya sayang. Ray mau apa yang mana Nak? " tanya sabrina pada Ray
"samain aja deh ma sama adek" jawab nya.
Lalu sabrina memesan beberapa ice cream sesuai permintaan anak anak nya. Kemudian mereka kembali ke mobil dimana adrian yang memilih untuk tetap disana dibandingkan ikut membeli ice cream bersama istri dan anaknya.
"kita pulang kan? Udah mau turun hujan lagi" kata adrian setelah mereka sudah berada dalam mobil
"iya pa" sahut Ray dan Raina bersamaan.
Hujan pun turun. Angin sangat kencang membuat Ray dan Raina tampak cemas. Raina sangat suka dengan hujan. Jika hujan turun, ia pasti akan berlari keluar untuk bermain hujan. Bukankah anak kecil begitu?
Adrian yang melirik dari kaca tengah dapat melihat Ray yang sedang memeluk adik nya, tampak tersenyum samar. Ia tau, kalau Raina sangat tidak menyukai angin kencang seperti ini. Tanpa ia sadari, sebuah truk melaju kencang dari arah yang berlawanan.
papa awas! " teriak sabrina. Adrian yang terkejut pun langsung membanting stir nya dengan asal, dan mobil mereka pun menabrak sebuah pohon yang besar. Sabrina dan adrian sudah tidak lagi meyadarkan diri. Melihat truk yang hendak menabrak mobil mereka, Ray yang masih sadar menekan tombol di pintu pengemudi lalu segera ia membuka pintu mobil yang berada di samping nya dan menggendong Raina. Saat mereka jatuh tidak jauh dari mobil, truk tersebut menabrak mobil mereka hingga terpental. Tak lama setelah itu, polisi pun datang dan membawa sabrina dan adrian untuk dibawa ke rumah sakit. Dan diikuti oleh Ray yang masih merangkul Raina. Sesampai di rumah sakit, dan di periksa oleh
dokter, ternyata Tuhan berkehendak lain. Sabrina dan adrian kini telah bersama Nya dengan damai.
Dari kejadian tersebut, membuat Ray dan Raina berubah. Raina yang mulai membenci hujan dan membuat sosok Ray lebih dingin sifat nya.
Bersambung...