Di tempat berbeda, Axel sedang berdiri dengan kedua tangan dimasukkan ke dalam saku celana bahannya, saling berhadap-hadapan dengan Ginny. Axel masih bungkam sejak beberapa menit yang lalu bertemu Ginny, hanya menatap tajam pada gadis itu.
Sementara Ginnya dengan sikap tenang melipat kedua tangannya di depan dan dengan berani balas menatap Axel. Ginny jelas tahu apa yang membuat laki-laki itu menyeretnya hingga sejauh ini, ke taman belakang sekolah kalau bukan untuk membicarakan Lova. Gadis manja itu. Iyuh!
"Jadi lo mau ngomong apa?"
"Lo ada masalah apa sama Lova?"
Ginny mengangkat kedua bahu dan tangannya tak acuh. "Gak ada."
"Gak mungkin gak ada. Sampai lo sengaja lempar bola ke Lova."
Ginny menghembuskan nafas kasar sambil memutar kedua bola matanya malas. "Oke. Gue tahu Lova itu pacar lo, tapi gimana? Gue akui, gue emang gak suka lihat lo berduaan sama Lova. Tapi soal lempar bola itu, gue bener-bener gak sengaja, Xel. Gak kekanak-kanakan itulah gue."