"Jangan nangis kalau kamu nanti kalah, princess."
Lova yang saat itu tengah memperhatikan Malik yang berlutut dengan satu kaki di depannya sedang mengikatkan jaket di pinggangnya, langsung mengangkat wajah dan menatap pada wajah laki-laki itu.
"Mana ada?!"
Malik terkekeh geli sambil mendongak menatap pada Lova. "Masa? Biasanya juga gitu." ledek Malik sambil beranjak berdiri.
Lova mencebikkan bibirnya. "Gak ada kaya gitu, ya."
Malik mengangguk. "We will see. Let's play, princess." Malik tersenyum kecil sambil berjalan mundur dengan kedua tangan di sembunyikan di belakang.
"Sure, Malik ..."
Malik terkekeh pelan, lalu berbalik badan. "Ayo, main. Yang menang, nanti Abang traktir es krim." kata Malik sambil menunjuk ke arah penjual es krim keliling.
"Yeay ...!"