Ginny melirik ke arah Axel yang sedang menatap jalanan di depan. Berdehem kecil dan dengan hati-hati, menjatuhkan lip cream miliknya. Jika dia beruntung, Lova yang akan menemukannya.
"Rumah lo yang mana nih, Gin?"
"Hah? Apa?" jawab Ginny gelagapan.
Axel terkekeh pelan. "Kenapa lo?" tanya Axel sambil melirik singkat ke arah Ginny yang sedang duduk di sampingnya. "Rumah lo yang mana?"
"Rumah? Oh? Itu, yang itu, Xel." Ginny menunjuk sebuah rumah bergaya minimalis berlantai dua.
Axel sedikit merundukan kepalanya. "Yang pager putih itu?"
Ginny mengangguk sambil menurunkan tangannya.
"Udah sampai, neng. Sesuai orderan. Minta kamu jadi bintang di hatiku ya, neng."
Ginny tertawa kecil. "Makasih ya, Xel. Gue sampe dibelanjain. Padahal gue cuma minta lo temenin aja tadi, tuh." kata Ginny sambil melepaskan seat beltnya.
"Buat neng Ginny yang cantik. Abang kasih semuanya."
Ginny tersenyum kecil. "Mampir gak, Xel?"
Axel menggeleng. "Next time, ngapel kali ya, Gin."