Hari ini hari yang di tunggu-tunggu oleh Alsa. Ia sangat tidak sabar untuk pergi kesekolah. Hatinya sangat amat gembira.
Semua sudah menunggunya di dimeja makan. Dan tidak lupa sudah ada Farel juga yang menunggu disana.
Memang, setiap hari Farel selalu datang kerumah Alsa untuk bisa berangkat bareng kesekolah dengannya. Tapi memang Farel yang terlalu bersemangat atau curi-curi kesempatan untuk bisa sarapan bareng tiap pagi dengan keluarga Alsa sehingga ia datang saat cahaya matahari benar-benar masih redup.
Senyuman yang Alsa berikan kepada orang tuanya, Azam, dan Farel membuat keempat orang yang sedang duduk dimeja makan itu menjadi bingung. Terutama Farel, ia tidak biasanya mendapat senyuman bahagia dari Alsa. Biasanya Farel hanya mendapat ekspresi muka masam yang Alsa lontarkan tiap pagi jikalau Farel sedang berada dirumahnya pagi-pagi buta.
Setelah sarapan selesai, Alsa dan Farel pun pamit untuk pergi kesekolah. Mencium tangan Ayah Bundah, memberikan telapak tangan ke Azam sebagai tanda tos, memberi salam dan kemudian mereka mulai meningalkan rumah.
Tak lupa Farel memberikan helm untuk Alsa pakai dan Alsa pun tidak lupa juga memakai jaket yang Farel berikan.
Selama perjalanan, Alsa masih dengan ekspresi bahagianya. Farel yang melihatnya pun juga penasaran mengapa Alsa bisa sebahagia itu hari ini.
"Lo cantik deh kalau lagi seneng.' ujar Farel meledek Alsa.
"Emang gue dari lahir udah cantik." balas Alsa tertawa.
Kini mereka pun terlihat bahagia dan bercanda sepanjang jalan menuju kesekolah.
Setelah beberapa lama, mereka pun akhirnya sampai juga di lapangan parkir sekolah. Alsa turun dari motor dan Farel bergegas memarkirkan motornya.
"Kita duduk dulu aja disana Sa. Ini juga masih pagi banget, dikelas pasti jenuh kalau masih sepi." Alsa mengangguk.
Mereka yang seharusnya langsung menuju kekelas beralih tempat untuk duduk duduk sebentar di bangku koridor sekolah.
Suasana seketika hening diantara mereka berdua. Kemudian ada yang terlintas difikiran Alsa untuk mengatakan sesuatu kepada Farel.
"Farel... Mmmm.. Gue mau minta maaf sama lo kalau dulu gue sering jahat sama lo." ucap Alsa.
Farel pun sontak langsung menghadapkan dirinya ke Alsa. Ia menatap wajah Alsa dan membalasnya dengan senyuman manisnya.
"Semua kesahalan lo mau yang disengaja atau engga, gue udah maafin kok setulus hati gue." balas Farel.
"Dannn, makasih juga ya lo udah barsikap baik bahkan perhatian sama gue." seru Alsa.
Kini mereka pun berbalas senyum.
Dan didalam hati Farel terselip banyak kata yang ia ingin sampaikan kepada Alsa. Semenjak akhir-akhir ini kedekatan mereka benar-benar serius.
"Dan makasih ya lo udah buat gue berhasil move-on. Yang gue sadari, lo udah banyak berubah sekarang Rel. Ternyata pandangan buruk gue dulu tentang lo itu salah besar."
Dalam fikiran Alsa, Farel benar-benar berjasa dalam hidup Alsa. Ia satu-satunya orang yang sudah berhasil membuat Alsa move-on. Dia satu-satunya orang yang berhasil membuat hari-hari Alsa sekarang jadi bahagia.
Tanpa ada jawaban dari Farel sebelumnya, kini tangan Farel mulai menggenggam tangan Alsa dengan lembut. Farel memberikan tatapan yang penuh arti kepada Alsa. Dan perlahan hati Alsa mulai tersentuh oleh sikap Farel saat ini.
"Gue bisa berubah jadi lebih baik ini karna lo Sa. Lo satu satunya orang yang berhasil membuat pribadi gue labih baik sekarang." Alsa terdiam dengan kata-kata Farel.
Alsa pun hanya bisa membalasnya dengan senyuman.
"Dan gue bersyukur gue bisa jadi kepercayaan lo untuk jadi moodboster lo. Gue seneng liat lo bahagia, dan gue juga janji Sa, gue akan ngorbanin segalanya untuk bikin lo bahagia. Itu semua karna gue say---"
KRRIIIIIIIINNNGGGG!!!!!!!!
"Kampret!!" kesal Farel dalam hati.
Bel masuk tiba-tiba berbunyi memotong omongan Farel dan obrolan romantis mereka. Farel segera melepaskan tangan Alsa digenggamannya dan mereka pun langsung dengan cepat masuk kekelasnya.
Saat didalam kelas, Alsa sudah mendapatkan perlakuan baik dari sahabatnya. Kalya dan Alsa bercanda tawa lagi seperti sedia kala. Sambil sesekali Kalya menoleh kearah Farel dan memberikan kode jempol kepadanya. Alsa sendiri sedikit merasa heran dengan perlakuan kedua temannya ini, tapi ia tidak menghiraukannya.
Saat istirahat telah tiba, Alsa benar benar tidak berminat untuk ikut pergi kekantin bersama kawannya. Dan ia hanya ditemani oleh Aura dikelas. Aura yang saat itu sedang mengerjakan PR mencuri perhatian Alsa dan Alsa pun langsung menghampirinya.
"Ngerjain apa??" tanya Alsa.
"PR MTK."
Mungkin Aura sudah selesai mengerjakan PR nya dan langsung menutup buku tulis dan buku paketnya.
Tiba-tiba, Alsa teringat janji ia dengan orang misterius kemarin. Ia sudah berjanji ingin bertemu dengannya diperpustakaan pada saat jam istirahat.
Alsa sedikit bingung ia harus pergi sekarang dan sendirian keperpustakaan atau mengabaikan saja janji itu. Tiba-tiba terlintas difikiran Alsa bahwa mengapa ia tidak meminta salah satu temannya untuk menemaninya?
Disaat itu suasana kelas begitu sepi. Dan satu-satunya orang yang mungkin bisa menemani Alsa adalah Aura yang sekarang sedang berada disampingnya.
"Aura, gue mau minta pendapat nih." ucap Alsa basa basi.
"Pendapat apa?" jawabnya.
Alsa pun mulai menjelaskannya kepada Aura kalau ia ada janji dengan seseorang yang ingin berkenalan dengannya lewat SMS dengan nomer yang ia tidak kenal. Alsa bingung akan mengikuti apa yang dikatakan anak misterius itu dengan datang keperpustakaan sendiri atau membawa seseorang untuk menemaninya. Karna jujur saja sebetulnya ia sangat gugup kalau harus menghampiri anak misterius itu sendirian.
"Owwhh, oke yaudah yuk gue anterin."
Akhirnya setelah mendengar penjelasan Alsa yang panjang lebar, Aura pun mau menemani Alsa keperpustakaan.
Dengan perasaan yang masih ragu, Alsa menghentikan langkahnya yang baru sampai didepan kelasnya.
"Kok gue gugup gini yaa Ra."
"Udah ngga apa-apa dari pada lo penasaran. Ehh tapi lo udah kepikiran ngga kira-kira siapa orang misterius itu?" seru Aura.
"Yaaa dalam fikiran gue sih Arjuna, tapii gue masih bingung juga." begitu kata Alsa.
Aura masih menunggu Alsa yang sedang memutuskan ia akan menghampiri anak itu atau tidak. Tapi tiba-tiba dari arah pintu kelas sebelah terlihat seorang anak yang mencuri perhatian Alsa. Orang itu benar-benar mencurigakan. Dari tadi Anak itu terus menerus memperhatikan Alsa dibalik pintu. Alsa sendiri pun tidak bisa melihatnya dengan jelas raut wajah anak lelaki itu. Terlepas dari pandangannya kearah kelas sebelah, akhirnya Alsa memberanikan diri untuk menghampiri seorang yang berhasil membuat Alsa penasaran.
"Oke, ayo kita ke perpus." sahut Alsa.
Aura pun mengikuti langkah Alsa yang sudah berada didepannya.
Dikarenakan Perpustakaan harus berpindah gedung, Alsa memilih untuk menaiki anak tangga yang berada di depan kelasnya.
Alsa sedikit menoleh kearah kelas XII IPA 1 dan benar saja, anak laki-laki yang dari tadi sibuk memperhatikan Alsa langsung berlari menaiki anak tangga dengan jalur tangga yang berbeda dengan Alsa.
"Aura, kayaknya itu orangnya, kelihat banget gerak geriknya mencurigakan. Dia udah lari tadi naik tangga sana!!" seru Alsa menunjuk arah tangga yang dinaiki anak itu.
"Yaudah ayoo cepet!!" balas Aura.
Dan akhirnya sekarang Alsa dan Aura berlari menaiki anak tangga dengan secepat tenaganya. Dan sampai lah mereka disebuah koridor yang berdekatan dengan ruang perpustakan.
"Aura, berhenti dulu. Gue gugup banget." Alsa dan Aura menghentikan langkahnya tepar didepan tembok itu.
"Udah ngga apa-apa kok." ucap Aura.
"Gue belum siap Ra. Gue balik kekelas aja ya."
Alsa yang belum siap karna kegugupannya itu langsung berbalik badan menuju kelasnya. Tapi, jantung Alsa benar-benar ingin lepas kala itu. Saat ia berbalik badan, tubuhnya langsung berpapasan dengan Arjuna yang ingin berjalan kearah perpustakan. Dan lagi lagi Arjuna melontarkan senyuman manisnya kearah Alsa. Dengan hati yang campur aduk rasanya, Alsa membalas senyuman Arjuna dan dengan cepat Alsa pun langsung meninggalkan Arjuna.
"Ihhhh Alsaa, berhentiii.. Kok malah kabur sih. Kan lo yang minta anterin ke perpus." seru Aura mengejar Alsa.
Mendengar perkataan Aura, Alsa pun menghentikan langkahnya.
"Gue gugup banget serius Ra." rengek Alsa.
"Mmmmm.. Gini deh. Nanti gue dulu yang masuk keperpus, nah setelah gue liat, nanti gue kasih tau lo. Lo diam aja dulu dideket tembok sana. Gimana??" ucap Aura memberikan saran.
Alsa berfikir sebentar dengan kata-kata Aura tadi dan Alsa setuju dan menganggukan kepalanya.
Mereka pun berjalan menuju tembok itu dan misi dimulai. Alsa sangat deg-degan melihat satu persatu langkah Aura mendekati perpustakan. Dengan sesekali Aura memberikan kode dengan menolehkan kepalanya ke Alsa. Alsa hanya bisa menunggu Aura didekat tembok sambil gigit jari karna ia sangat cemas kala itu.
Tak lama dari situ, Aura berlari dari perpustakan dan menghampiri Alsa. Dengan nafas yang terengah-engah Aura berbicara dan menjelaskan keadaan kepada Alsa.
"Asal lo tau aja, satu satunya orang yang ada disana itu cumaa..." dengan penyampaian Aura itu, Alsa sangat deg-degan.
Aura menghela nafas dann.
"Itu Arjuna."
Hati Alsa berdebar kencang saat mengetahui kabar dari Aura. Entah apa yang dialami Alsa, ia sangat amat senang. Ekspresi kegirangannya tidak bisa tertutupi lagi. Bayangkan saja, seorang gadis biasa seperti Alsa yang sebelumnya belum pernah didekati seorang anak lelaki, kali ini adalah pertama kalinya gadis itu didekati seorang anak senior yang menjadi sorotan banyak orang, ketua basket, anak kelas unggulan, dan paling utama Arjuna adalah anak paling hits disekolah yang banyak dikejar kejar gadis lain.
"Teruss gue harus gimana nih Ra??" tanya Alsa panik saking kegirangannya.
"Ya sekarang giliran lo yang samperin lah!!" seru Aura.
"Oke dehh."
Belum satu langkah Alsa keluarkan untuk menuju ke perpustakan menemui Arjuna, tiba-tiba Arjuna sudah lewat duluan di depan Alsa dan Aura. Langkah Arjuna terhenti didepan Alsa.
Diam-diam Aura malah pergi meninggalkan Alsa yang sudah bersama dengan Arjuna. Alsa sedikit menggerutu melihat tingkah Aura yang seenaknya pergi begitu saja. Alsa pun sudah tau maksud Aura meninggalkannya. Aura hanya tidak ingin mengganggu masa pendekatan Arjuna dengan Alsa.
"Hai." sapaan lembut itu keluar dari mulut Arjuna sicowok hits sekolah.
Dengan tubuh yang sudah dibanjiri keringat dingin Alsa membalas sapaan Arjuna.
"Hai juga."
"Mmmm.. Udah tau kan orang yang kemarin SMS Alisya siapa??" seru Arjuna
"Iyaa." balas Alsa gugup.
Sebagai tanda perkenalan mereka, Arjuna segera menjulurkan tangannya dan basa-basi memperkenalkan dirinya.
"Salam kenal ya, Arjuna Ramadhan. Panggil aja Juna anak XII IPA 1, ketua tim basket sekolah." ucapnya.
Dengan membalas salamannya, Alsa pun kembali mengenalkan dirinya.
"Salam kenal juga, Alisya Balqhis. Panggil aja Alsa, anak XII IPA 2."
Tak lama dari itu, mereka yang hanya berbalas diam-diaman pun akhirnya mendengar bell masuk berbunyi yang menghalangi proses pendekatan mereka.