Rasa dag-dig-dug Farel, tidak membuat langkahnya terhenti menuju ketaman belakang untuk bertemu dengan Alsa. Dengan tampilan yang sangat cool, tataan rambut klimis karena menggunakan pomade, dan seragam yang rapih tidak seperti biasanya ini membuat ketampanan Farel menjadi sempurna.
Ditambah lagi dengan serangkai bunga mawar merah dan mawar putih dibungkus plastik bening dan berhias pita merah ia bawa digenggaman kedua tangan yang ia sembunyikan dibalik badannya. Ia berjalan dengan sangat percaya diri.
Alsa pun masih berjalan dengan canda guraunya bersama Juna.
Dan dengan terkejut Farel menghentikan langkahnya saat melihat Alsa dan Juna berjalan bersama. Dengan wajah yang berubah jadi datar Farel terdiam menatap Alsa dan Juna. Mereka berempat kini dalam posisi berlawanan arah sehingga sekarang mereka berhadapan. Alsa melambaikan tangan dari arah sana kepada Farel dan Kalya. Sementara Farel dan Kalya hanya terdiam.
"Ehh. Itu Farel. Farelll!!!" panggil Alsa.
Saat Alsa dan Juna sudah berada di depan Farel dan Kalya, terlihat bahwa wajah Kalya dan Farel amat sangat murung melihat Alsa berdampingan dengan Juna.
"Heyy, kalian mau kemana?" tanya Alsa begitu bersemangat. Kalya dan Farel masih terdiam.
"Oh iya, kenalin ini Arjuna anak kelas sebelah. Gue baru kenal tadi." lanjut Alsa.
"Iya, gue Arjuna. Lagi deket dan lebih tepatnya lagi baru deket sama Alsa." Arjuna tersenyum tipis ke Kalya dan Farel.
"Oh iya, Farel gue minta maaf ya hari ini ngga bisa ngajar lo dulu. Maaafff banget yaa." ucap Alsa.
Farel sendiri masih diam dan menghadap kebawah dengan raut wajah sedih.
"Eeennnnggg..... Yaudah ngga apa-apa Sa." sahut Farel.
"Oh iya satu lagi Rel, hari ini Alsa ngga bisa pulang bareng lo. Dan mungkin untuk selamanya. Yaaa gue cuma ngga mau ngerepotin lo aja yang mungkin lo keberatan buat ngater jemput Alsa setiap hari, jadi biar gue aja yang anter jemput Alsa mulai sekarang. Sorry ya Rel."
Rupanya perkataan Juna membuat Kalya muak mendengarnya. Kalya ingin berkata kasar kepada Juna tapi Farel segera memberi kode ke Kalya agar menahan emosinya. Kalya dan Farel hanya terdiam.
Kkkkkkkrrrrrriiiiiinnngggggg!!!!
Bel sudah berbunyi, itu menunjukan bahwa murid murid harus segera pulang kerumahnya masing masing.
Masih dengan tatapan kesalnya Kalya dan Farel masih menatap Juna. Juna sendiri tidak peduli dengan sikap Farel dan Kalya.
Juna melirik jam tangannya dan langsung menggenggam tangan Alsa.
"Udah bel Al, pulang yuk. Takutnya nanti keburu macet dijalan." ucapnya menunjukan senyum sinisnya ke Farel.
Farel yang benar-benar geram dengan sikap Juna pun meluapkannya kepada bunga yang masih berada dibelakang tubuhnya. Ia menggenggam dengan kasar bunga itu hingga beberapa batangnya pun sudah ada yang patah.
"Maaf ya Farel, Kalya. Gue duluan. Nanti lo pulangnya hati-hati ya." ucap Alsa dan langsung pergi meninggalkan Farel karna tangan Alsa sudah ditarik oleh Juna.
Saat Juna dan Alsa sudah pergi dari hadapan Farel dan Kalya. Dengan hati yang sangat amat terbakar Farel membuang bunga itu, menginjaknya dan langsung meninggalkannya bersama Kalya.
Kalya tau apa yang dirasakan Farel saat ini, Kalya sendiri pun yang hanya menemani Farel berjuang juga merasakan kesal yang amat sangat karna sikap Juna yang seenaknya saja.
Kalya menatap sedih bunga mawar yang tadinya indah kini hancur sama seperti hati sang pemiliknya. Bunga itu sudah tercampur dengan tanah karna Farel menginjaknya tadi.
Dengan mata yang ber-api api Kalya terus memandangi bunga itu.
"Meteor itu sudah mulai datang, yang dikemuadian hari akan menghancurkan bintang."
Kalya langsung pergi dari tempat itu dan mengejar Farel kearah kelas.
Dipojok kelas yang sepi terlihat Farel yang sedang merenung dengan sesekali menonjok-nonjok meja didepannya. Kalya masuk kedalam kelas dan mendapati temannya yang sedang patah hati itu benar-benar frustasi akibat sang pujaan hati telah pergi diambil orang lain yang baru ia kenal. Belum lagi dengan kata-kata ketus yang Juna lontarkan tadi, itu membuat hati Farel makin menjadi. Kalau bukan karna Alsa, Farel sudah menghabisi Juna ditempat tadi.
Kalya berlari menghampirii Farel dan membujuknya.
"Farel!" Farel masih terdiam tidak menjawab panggilan Kalya.
"Gue tau kok perasaan lo gimana. Kita udah capek-capek berjuang sampe manjat-manjat tembok sekolah terus mengendap-ngendap kayak maling buat beli bunga untuk Alsa. Tapi si anak sialan itu mah ngancurin semua rencana kita."
Farel masih terdiam dengan memegang kepalanya saat mendengar kata kata Kalya. Dengan sesekali mengacak-ngacak rambutnya.
Farel berdiri dari tempat duduknya dan...
"Makasih Kal. Gue cabut dulu. Gue ngga enak badan." ucapnya dan langsung meninggalkan Kalya yang masih berada dikelas sendirian.
"Sama sama rel." jawab Kalya.
Disisi lain terlihat Alsa dan Juna yang yang sedang bercanda gurau ditengah jalan raya yang penuh dengan kendaraan. Rumah Alsa dengan Juna memang tidak searah, tapi Juna rela mengantar Alsa pulang kerumahnya.
Alsa senang, hatinya berbunga bunga karna ada seorang Juna yang memberikan perhatian lebih ke Alsa. Meskipun baru hari ini mereka mengenal satu sama lain itu tidak jadi penghalang kedekatan mereka. Walaupun disisi lain Alsa sudah membuat hati Farel hancur.
Alsa sendiri tidak pernah bermaksud untuk membuat Farel sakit hati, kalau tidak Juna duluan yang mendekati Alsa. Dan sisi ini juga Alsa tidak bersalah karna ia tidak mengetahui tindakan kedekatannya dengan Juna itu menyakitkan hati teman dekatnya itu.
"Berhenti disana aja Jun." ucap Alsa ketika rumahnya sudah terlihat.
Dan tepat didepan rumahnya Alsa berhenti dan segera turun dari motor Juna. Walaupun dibonceng Juna, Alsa masih tetap mengenakan jaket levis yang Farel berikan. Itu karena Alsa merasa nyaman memakai Jaket yang Farel berikan.
"Makasih banyak ya Juna, maaf juga kalau Alsa ngerepotin gini." ucap Alsa.
"Iya sama-sama, Alsa ngga sama sekali ngerepotin kok. Ya Juna juga ikhlas ngenterin Alsa walau baru pertama kali. Itung-itung jalan-jalan lah." balas Juna.
"Yaudah kalo gitu. Juna mau mampir dulu??" tawar Alsa malu-malu.
"Ngga usah Alsa, Juna langsung pulang aja udah sore soalnya ini."
"Yaudah. Hati-hati ya." ucap Alsa memberikan senyum manis kepada Juna.
Juna pun membalas senyuman itu.
"Iya, Assalamualaikum."
"Waalaikumsalam."
Dan Juna pun langsung pergi dari hadapan Alsa.
Hari ini Alsa benar-benar senang bisa mengenal Juna secara dekat. Sampai malam tiba pun Alsa terus menerus menerima pesan masuk dari Juna. Ia sampai senyum-senyum sendiri dikala mengingat Juna. Mungkin kali ini hati Alsa benar-benar sudah berpindah ke Juna.
Alsa sangat asik dengan Juna sampai melupakan Farel yang sebenarnya sudah berjasa untuk Alsa karna berkat ia Alsa bisa move on dari Fahri dan Farel juga yang sudah membuat hari Alsa menjadi bahagia sebelum munculnya Juna.
Disisi lain Farel yang sudah sedih karna kondisi keluarga dirumahnya yang tidak sempurna bertambah kesedihannya karna seorang Alsa. Panas ditubuhnya semakin bertambah, ia hanya bisa berbaring di kamar berdiam diri dan memeluk selimutnya. Dan ia yakin besok ia tidak akan masuk sekolah karna kondisinya yang benar benar tidak stabil ini. Bisa jadi Farel shok karna kejadian tadi siang.
Maminya yang sibuk kerja pun sampai tidak mengetahui kondisi Farel yang sedang tidak enak badan ini. Mengetahui saja tidak, apa lagi untuk menjaga dan merawat Farel sampai sembuh. Dan satu-satunya orang yang masih peduli dengan Farel hanya lah Bi Darsih seorang.
Hanya Bi Darsih seorang pembantu rumah tangga Farel yang sangat amat perhatian dan s sayang dengannya. Bi Darsih yang setiap hari menemani Farel. Sampai Farel sendiri lupa kalau maminya itu Sofya. Karna Farel sudah menganggap Bi Darsih sebagai mami kandungnya dibanding Sofya yang hanya pulang sebulan sekali saja.
Farel hanya memperoleh uang yang mengalir setiap hari yang dikirimkan maminya. Sementara Farel sendiri lebih mengingikan kasih sayang dari maminya yang mengalir didirinya.
Betapa kelamnya hidup Farel. Jadi tidak heran jika Farel sering berbuat onar diluar rumah karna ia ingin mencari kebahagiaannya sendiri.
Farel sebenarnya anak yang sangat cerdas, pintar, dan jenius. Itu dulu sebelum keluarganya hancur akibat kedua orang tuanya yang terus terlibat KDRT setiap harinya. Hingga menyebabkan Kakak perempuan Farel meninggal.
Kakak Farel memang mempunyai penyakit kanker otak dari sejak kecil. Kondisinya semakin parah semenjak kedua orang tua Farel terus bertengkar dan menyebabkan kakak Farel tidak terurus oleh kedua orang tuanya yang sibuk oleh dirinya masing-masing dan tidak lama kakak Farel pun meninggal dunia.
Sejak pemakaman Kakak Farel, Papi Farel pun pergi dari rumah dan tidak memperdulikan surat cerai atau sebagainya. Sampai saat ini Farel tidak pernah bertemu dengan Papinya lagi, dan ia pun terkadang lupa dengan wajah Papi kandungnya sendiri.