Saat itu, aku melihat kakak sedang tidur di ruang tamu. Kelihatannya pulas sekali karena habis pulang dari sekolah.
Aku yang masih duduk di bangku taman kanak-kanak, entah kenapa tiba-tiba terbesit dalam hati untuk menjahilinya lagi.
Ada gelas berisi air di atas meja. Aku ambil lalu dengan mengendap menemuinya dengan pelan.
Sambil menahan rasa tawa, aku berusaha menetralkan keadaan.
"Siap, Ayssa. Kamu pasti bisa." ujarku di dalam hati.
Sebelum itu, aku menarik napas terlebih dahulu lalu membuangnya dengan pelan.
Sepertinya sudah pas.
Oke kita mulai.
Satu..., dua..., ti-
"Non?" suara bi Minah yang keras tiba-tiba membuatku kaget.
Karena tak mampu mengkondisikannya lagi, gelas yang kupegang airnya tumpah semua mengenai wajah kakak.
Padahal, aku hanya ingin mencipratinya saja saat itu.
Mungkin sama-sama kaget, sontak kakak terbangun sambil mengusap air yang ada di wajahnya.
Basah kuyup. Rambutnya juga basah.