Gabriel Zein menghela nafas dalam, dia sudah menenggak hampir setengah botol bir untuk melampiaskan kekecewaannya karena penantiannya akan Rich tak berbalas. Pria itu tak kelihatan batang hidungnya hingga lewat tengah malam. Gabriel bahkan sudah menghancurkan hampir separuh apartmentnya dengan amarah. Pecahan kaca bertebaran di lantai, makanan tumpah ruah, semua menjadi begitu kacau karena kemarahannya, sementara dia duduk di sofa dengan gelas yang setengahnya terisi bir.
"Sialan!" Umpatnya kesal, "SIAL!!!" Teriaknya sambil melempar gelas itu ke dinding hingga menimbulkan bunyi keras diiringi dengan pecahan kaca yang berhamburan ke lantai.