Adrianna masuk kedalam ruangan yang sudah disiapkan untuknya dan duduk. Dia benar-benar tidak tahu apa yang harus dilakukan di kantor ayahnya itu. Tidak ada petunjuk dan tidak ada pembimbing sementara ayahnya belum tiba di kantor. Perasaannya benar-benar kacau, tidak seharusnya dia memutuskan semuanya semendadak ini.
Sekarang dia benar-benar hanya duduk diam dan mulai menyesali apa yang sudah dia putuskan sebelumnya. Tapi menyesalpun tak akan ada gunanya saat ini. Yang bisa dialakukan satu-satunya adalah menghadapi apa yang sudah menjadi keputusannya.
Saat Adrianna sedang sibuk melamun soal semua keputusan juga soal apa yang mungkin akan jadi masadepannya, tiba-tiba terdengar keramaian diluar ruangannya. Adrianna berjalan keluar untuk melihat apa yang terjadi, tampaknya akan dilakukan rapat darurat oleh top management perusahaan.