Aku tersenyum mendengar syarat dari Brayen. Secara langsung Brayen peduli dengan hubunganku bersama Bara. Walaupun, pada hari kemarin, tidak ada satu pun dari mereka yang membahas perdebatanku dengan Bara. Semuanya bersikap biasa saja kepadaku. Seolah tidak ada yang terjadi antara aku dan Bara.
Brayen mengubah posisi duduknya untuk bercerita denganku. Begitu juga dengan aku. Kami berdua jadi duduk dekat.
"Aku dan Bara itu selalu bersama sejak kecil hingga kami lulus kuliah. Jarak kami hanya satu tahun. Tumbuh bersama dengan Bara membuat aku mengenal dia seperti apa. Bara itu orangnya baik, ramah, dan sopan kepada semua orang. Dia tidak memiliki sikap yang angkuh. Tapi, dia akan berubah menjadi monster jika ada yang membuat dia marah besar."
"Seperti kejadian kemarin?" potongku. Lalu, aku tiba-tiba teringat kejadian di rumah Bara yang menghajar Dora.
"Iya. Tapi, amarah Bara waktu itu hanya sesaat untuk Berlian."
