"Sepertinya kamu memiliki hubungan dekat dengan dokter Marta?" tanyaku sesampainya kami berdua di dalam mobil. Supir pun melajukan mobil.
"Kamu cemburu?" aku langsung menoleh ke arahnya. Kami berdua saling tatap-tatapan. Sejak kapan aku cemburu?
"Pede amat jadi orang. Aku cuma nanya!" jawabku ketus.
"Nanya atau penasaran?" balas Bara membuat aku kesal kepadanya. Bisa gak sih? Bara tidak bersikap seperti ini saat aku bertanya kepadanya.
"Nanya, Bara!" teriakku kesal.
"Oh! aku kira penasaran," balasnya membuat aku semakin kesal kepadanya.
"Jawab aja, susah amat!" desakku.
"Kalau aku gak mau?" tantangnya. Aku diam. Kalau Bara tidak mau menjelaskannya, apa aku harus memaksanya.
"Ya, udah kalau gak mau," balasku bingung. "Gak adil aja buat aku. Kamu tahu tentang aku. Masa aku tidak tahu tentang kamu," ucapku cemberut.