Bara meninggalkan aku sendirian di ruang tamu setelah mendapatkan bunga mawar yang tak sengaja aku berikan kepadanya saat meminta maaf kepadanya. Bara kelihatan bahagia sekali. Bara berkali-kali mencium setangkai bunga mawar pemberianku dan tersenyum senang. Raut wajahnya begitu cerah dan ceria. Secerah mentari pagi, seceria senyum anak kecil. Katakan aku lebay, tapi itulah yang aku lihat.
Ini pertama kalinya, aku melihat senyum bahagianya. Hanya sebatas bunga mawar pemberianku. Mampu mengukir senyum indah di wajah tampan Bara. Senyum indah yang semakin menambah ketampannya. Aku baru menyadari itu. Bara ternyata memiliki lesung pipi. Betapa lucunya, seorang pria seperti Bara memiliki lesung pipi yang mampu membuat wanita mana pun klepek-klepek, termasuk aku. Aku baru menyadari itu. Aku pun yakin bahwa Bara memang sangat tampan saat tersenyum.
