Chereads / Love Story of the Twin Heirs / Chapter 7 - Ch-7 Kembalilah padaku

Chapter 7 - Ch-7 Kembalilah padaku

Follow Author dulu sebelum baca!!

Episode selanjutnya..

Setelah bersiap-siap gadis itu segera melangkah menuju jalan raya, dia ingin naik bus menuju bandara. Sangat mengejutkan ketika dia melihat beberapa mobil berderet-deret mendahului bus yang sedang dia tumpangi.

Mobil tersebut berhenti tepat menghadang bus yang sedang melaju dengan kecepatan sedang tersebut. Hampir saja kepalanya terbentur kursi di depannya akibat pedal rem yang diinjak mendadak oleh sopir bus tersebut.

Decitan rem bus berbunyi nyaring disusul suara gedubrak kepala beberapa penumpang yang membentur jendela juga punggung kursi di depannya.

Chalisa Reina mengambil sikap waspada, gadis itu berpikir ada perampokan masal! Apalagi saat melihat para pria masuk berduyun-duyun naik ke dalam bus, Chalisa sengaja menundukkan badannya duduk berjongkok sejajar dengan kursi penumpang.

Ketika mendengar langkah kaki mendekat gadis itu segera berdiri, bertumpu dengan kedua tangannya pada sandaran kursi bersiap melayangkan tendangan, mengarah pada kepala pria yang sedang melangkah mendekat ke arahnya tersebut.

Wajah Chalisa Reina berubah pucat melihat wajah di balik kaca mata hitam tersebut. Aliando Steven! Pria itu dalam sekejap menemukan keberadaan dirinya. Melihat wajah penuh amarah itu Chalisa Reina segera menurunkan kakinya dari depan wajah Aliando Steven.

"Mustahil!" Ujarnya seraya berpaling ke arah lain. Dilihatnya seluruh penumpang sedang menatap ke arahnya. Serba salah tingkah karena tidak biasa menjadi pusat perhatian seluruh orang di sekitarnya. Juga para pengawal yang sudah siap siaga berjajar di belakang punggung pria itu.

"Ini kenyataan Chalisa. Apa kamu pikir aku hanya membual siang tadi?" Seringainya lebar seraya menurunkan sedikit kaca mata hitamnya ke bawah hidung mancungnya.

"Tampan sekali!" Celetuk salah seorang penumpang gadis, melihat penuh rasa kagum pada sosok tampan Aliando Steven.

"Wah bukankah dia presdir tampan Aliando Steven? Pemilik perusahan berlian?" Sahut penumpang yang lain. Chalisa Reina tahu Aliando memang sosok pria tampan di depan publik, juga di depan matanya.

Suasana bus menjadi penuh kasak-kusuk suara pada penumpang, Chalisa menatap sopir bus tersebut. Pria bertubuh tambun tersebut mengisyaratkan kepalanya ke arah jam di pergelangan tangannya, agar dia segera turun dari dalam bus.

Chalisa tidak memiliki pilihan lain selain keluar dari kendaraan umum penuh penumpang tersebut. Dia ingin melewati Aliando Steven yang tengah berdiri menghalangi langkah kakinya.

"Minggir." Ujar gadis itu tanpa rasa hormat sama sekali. Aliando tahu jika Chalisa belum menyerah untuk ikut pergi bersamanya. Dia hanya tersenyum dan mundur ke samping mempersilahkan Chalisa, pria itu sengaja memberikan jalan padanya agar melanjutkan langkahnya keluar dari dalam bus tersebut.

Chalisa segera berlalu, tepat saat turun dari bus gadis itu mengambil langkah seribu untuk kabur mencegat taksi menuju bandara.

"Presdir, nona kabur!" Ujar salah seorang pengawal dengan wajah takut menghadap padanya.

Aliando mengangkat tangan kanannya pertanda agar mereka tidak perlu mengejarnya lagi.

"Kita ke bandara sekarang!" Ucapnya dengan senyuman manis. Mobil bertanda khusus tersebut mendapatkan jalan istimewa, seluruh kendaraan dipaksa menepi. Tentunya dengan aba-aba para pengawal Aliando kepada para petugas kepolisian yang mengatur kalau lintas jalan. Hanya beberapa menit saja mobil para pengawal itu sudah sampai di bandara.

Aliando melangkah penuh wibawa, pria itu duduk santai di antara para penumpang pesawat yang sedang mengantri untuk cek in.

"Presdir?" Panggil pengawal pribadi Aliando karena Aliando duduk begitu saja tanpa pengawasan.

Pria itu mengisyaratkan jarinya pada bibirnya agar pengawalnya tersebut menjaganya dari kejauhan saja. Aliando menutupi wajahnya dengan surat kabar untuk menunggu kedatangan Chalisa. Pengawal tersebut segera menunduk hormat kemudian memberi aba-aba pada bawahannya untuk bersiaga dari kejauhan.

Beberapa menit kemudian Chalisa tampak berlari tergopoh-gopoh menuju resepsionis, gadis itu menunjukkan tiketnya melalui ponselnya.

"Maaf nona, penerbangan anda hari ini sudah diblokir." Ujar resepsionis tersebut pada Chalisa. Terasa lemas kedua kakinya karena mendengar ucapan penolakan tersebut.

"Bagaimana ini? Masa harus lewat jalur laut? Astaga! Aahhhhhh menyebalkan sekali!" Keluhnya seraya berkacak pinggang menatap ke arah para calon penumpang yang sedang duduk mengantri.

Matanya kemudian tertuju pada seseorang yang sedang menyembunyikan wajahnya di balik surat kabar. Tanpa ragu sedikitpun Chalisa segera melangkah tergesa-gesa menghampirinya. Dia merebut surat kabar tersebut lalu melemparkannya ke lantai.

"Kamu! Pasti kamu kan yang memblokir jadwal penerbangan ku?" Sergah Chalisa seraya menarik kerah baju Aliando Steven. Dia sudah tidak bisa bersabar lagi menghadapi pria arogan tersebut.

"Iya." Sahutnya santai sambil menggamit pinggang gadis di depannya menariknya mendekat hingga tubuh mereka berdua berhimpitan di depan umum.

Diperlakukan seperti itu Chalisa mendadak gelagapan. Amarahnya berubah dengan rasa canggung dan malu, spontan gadis itu mengangkat kedua tangannya melepaskan genggamannya pada kerah baju Aliando.

Aliando tersenyum menatap wajah Chalisa berubah pucat pasi.

"Kenapa kamu melakukan ini? Ini tempat umum! Lepaskan pinggangku!" Perintahnya seraya membelalakkan matanya, bukanya malah dilepaskan tapi pria itu malah sengaja mempererat pelukannya.

"Jika aku tidak mau?" Godanya pada Chalisa.

"Aku juga tidak mungkin merengek untuk minta dilepaskan bukan? Kecuali kamu mau merasakan pukulan dan tendangan kakiku?" Gerutunya karena pria itu tak kunjung melepaskan pelukannya.

Semua mata lagi-lagi tertuju ke arah mereka berdua, Chalisa sibuk menahan dada bidang Aliando agar tidak membuat wajah yang sudah sangat dekat itu melabuhkan bibirnya! Dia sangat malu sekali karena sudah beberapa menit menjadi pusat perhatian.

"Aku serius! Cepat lepaskan aku Do!" Ujarnya lagi karena pria itu sengaja meniup daun telinga Chalisa. Mendadak bulu kuduk sekujur tubuhnya terasa meremang.

"Tubuhmu terasa hangat Chalisa, aku tidak tahu jika telingamu sangat sensitif, selain leher dan juga pinggangmu!" Bisiknya sambil tersenyum.

"Sampai kapan kita akan seperti ini?" Ujarnya dengan nada sedikit parau, wajah gadis itu sudah memerah, mau tidak mau tubuhnya merespons dengan cepat karena rasa hangat berhimpitan dengan lawan jenis yang sudah beberapa kali bermain bersamanya di atas ranjang.

"Kamu menginginkannya Chalisa?" Bisik Aliando karena merasakan suhu tubuh gadis itu berubah panas.

Chalisa tidak menjawab pertanyaan darinya, dia hanya menggigit bibir bawahnya. Hatinya kesal sekali, kenapa bisa tubuhnya merespons sedemikian rupa. Sangat memalukan!

Aliando tersenyum kemudian membopong tubuh gadis itu di dalam gendongannya menuju ke arah mobilnya.

"Aku malu sekali, bisakah kamu turunkan tubuhku saja?" Bisiknya seraya meremas tengkuk pria yang kini sedang membopongnya menuju ke mobil.

Aliando merasakan sensasi remasan manja tersebut, pikirannya mendadak konak hingga senjatanya berdiri tegak di dalam celana dalam miliknya. Sampai di depan mobil miliknya para pengawal segera membukakan pintu untuknya. Aliando menurunkan tubuhnya di kursi belakang. Gadis itu terkejut karena Aliando ikut duduk di sebelahnya sedang para pengawal berjaga di sekitar mobil.

Bersambung...

Jangan lupa tambahkan ke perpustakaan kalian untuk mendapatkan notifikasi update kisah selanjutnya hanya di serial Story of the Twin Heirs, terimakasih..