Menggenggam tangannya dengan lembut, bahkan sama sekali Alvin tidak membiarkan tautan tangan itu terlepas. Seakan jika ia lengah, Yena bisa saja kabur dan kembali melakukan hal nekat seperti tadi—hendak bunuh diri tepat di atas jembatan tanpa adanya yang menemani.
Alvin paham bahkan lelaki itu sangat mengerti dengan sebuah rasa yang sedang di rasakan oleh Yena. Sudah pasti ia sangat kehilangan, di mana semuanya hendak berjalan dengan membaik. Tetapi Yuna—kembarannya malah mengambil sebuah keputusan. Yaitu, meninggalkan Yena seorang diri di dunia dan memilih pergi ke tempat yang sudah menunggunya sejak 7 tahun yang lalu.
"Yuna—ah, Yena... dia sudah pergi tepat saat aku dateng ke kuburan tadi sore. Dia yang melebarkan senyum tepat semua raganya menghilang di hadapan mata aku. Bahkan Yena dengan sempatnya nasehatin aku supaya bisa menguatkan diri untuk hidup lebih lama di dunia ini tanpa ada kehadirannya. Hah, Yena memang jahat—"