Hari-hari berjalan begitu cepat. Tanpa terasa bahwa hari pernikahan tinggal di hitung oleh jari para bayi. 3 hari lagi, Nata menghitungnya. Membuat jantung dari para calon mempelai berdetak tak karuan. Terutama gadis itu yang harus mempersiapkan mental serta keberanian. Supaya tidak terkejut saat akan kehilangan keperawanan nanti.
Astagfirullah! Nata beristigfar. Secepat mungkin ia berusaha menghapus pikiran yang ada unsur bulan hitam serta angka 69 nya. Sebab ini masih sangat pagi, Nata sedang tidak ingin membuat dosa hanya karena memikirkan hal itu.
"Ayo di makan sarapannya, sayang." Suara Irina mengalun dengan lembut di indera pendengaran. Membuat Nata segera sadar dari lamunan. Ia memandang tepat netra ibunya Sehun. Perlu di ketahui wanita itu datang pagi-pagi sekali bersama Wendy dan juga Shena—ibu Nameera.