Gue terdiam, merutuki kebodohan gue sendiri. Gue dengan cepat kembali membuka roomchat gue sambil berdoa dalam hati berharap Pete belum sempat membaca chat konyol dari gue.
Gue menghela napas lega mendapati chat gue belum dibaca sama sekali. Buru buru gue langsung hapus pesan gue tadi.
Gue sendiri tau, nasi sudah jadi bubur. Emangnya Pete bisa tanggung jawab gimana? Jadiin gue pacarnya? Kepala gue menggeleng cepat mengusir segala pikiran gila gue.
Mikirin apaan, sih, lo Cill?
"Cill! In,---"
Tangan Bang Cello reflek mengelus ngelus dadanya.
"Astaga.. Ade gua napa gila semua, sih?" kata Bang Cello tampak seperti orang frustasi.
Bang Cello menggeleng ngeri melihat gue yang lagi gigitin bantal.
Iya, gue jadi gila. Dan semua ini gara gara cowok super sengah itu! Gue berhenti melakukan aktivitas gila gue sejenak. Terkekeh pelan menanggapi pernyataan sekaligus pertanyaan Bang Cello.
"Kenapa Bang?"