"Beb," panggil Peter.
Gue langsung menaruh perhatian pada Peter. Merasa agak lucu saat dia panggil gue dengan sebutan 'beb' lagi.
Ya, akhirnya Peter setuju untuk membiarkan gue menemani dia di sini. Gue sendiri juga yakin kok, Peter pasti bisa sembuh. Harus, dia harus sembuh.
"Kenapa?" tanya gue.
"Aus," rajuk Peter dengan nada lucu seperti anak kecil. Spontan gue terkekeh pelan.
"Bentar ya, gue ambilin."
Setelahnya gue langsung berjalan ke arah dispenser. Mengambilkan segelas air hangat untuk Peter.
"Makasih beb," jawab Peter ketika gue memberikan segelas air ke dia.
Gue hanya bergumam singkat sebagai jawaban.
Gue duduk di sofa dekat Peter. Membalas pesan singkat dari Bang Cello yang nanyain keadaan Peter. Kata Bang Cello, lusa keluarga gue akan ke sini untuk menjenguk. Sekalian liburan juga.
"Stt, beb," panggil Peter setengah berbisik.
Gue langsung menoleh. "Kenapa?"
Aneh, Peter malah memasang senyum isengnya. Ya ampun, udah lama banget gue gak lihat senyum itu.