Aku kembali duduk terdiam, menahan sakit di badan akibat serangan santet dan juga luka di hati yang tidak bisa lagi aku ungkapkan. Tidak ada lagi kata-kata yang bisa aku ungkapkan, aku tertunduk merenung sambil memandangi karpet merah yang menjadi alas tempat duduk kami waktu itu.
Setelah terdiam beberapa lama, kakek menyuruh kami mengambil air wudhu. Kemudian membimbing kami semua untuk duduk melingkar, doa tahlil pun kami mulai di khususkan untuk Reno. Setelah doa tahlil selesai, kakek kembali beranjak dari tempat duduknya dan masuk kedalam kamar.
Agak lama kakek di dalam kamar, pintunya juga tertutup rapat. Kami menunggunya sampai sampai ngantuk.
"Mungkin kakek sudah tidur di dalam" bisik Dika pada kami bertiga.
"Masa iya kakek tidur? Mungkin kakek sedang berdoa khusus di dalam" sahut Angga.