Sepertinya aku tidak bisa ikut meskipun pengen, aku nggak mau melanggar janjiku kepada Mama. Kalau aku diam-diam melanggar janji, nanti aku bisa bernasib sial dan malah akan memperburuk keadaan. Dika melirikku sambil senyam-senyum, entah apa maksudnya tapi aku benar-benar kesal dengan ekspresi seperti itu.
"Kenapa kau jadi tegang begitu?" tanya Dika sambil menahan tawa.
"Kenapa kau menatapku seperti itu!" ucapku mengembalikan pertanyaan dengan nada kesal.
"Aku cuma sedang mengamati kau yang bimbang, antara ingin ikut dan tidak. Haha" Dika tertawa geli.
Aku kembali terdiam sambil mengalihkan pandanganku ke pemandangan luar yang gelap.
"Jangan ngambek, lagian aku cuma bercanda"
"Aku tau kau bercanda" jawabku ketus. "Tapi Dika, kakimu sedang terluka. Kau jangan pergi berburu kodok dulu, nanti kakimu terkena lumpur" ucapku lagi.
"Iya juga sih. Lagian aku juga agak lelah"