Aku terus mempertimbangkan perasaanku, aku memang sangat khawatir pada Widya tapi melihat kejadian tadi sepertinya mereka memang sedang tidak ingin diganggu. sudahlah, lebih baik aku pulang saja.
Sesampainya di rumah aku duduk di ruang depan, bersandar dan menatap langit-langit ruangan. Sepertinya memang agak berat persahabatan kami yang semakin dewasa antara aku dan Widya, apalagi sekarang Widya sudah memutuskan untuk menerima pernikahan yang ditentukan oleh orang tuanya. sudah pasti perhatian kami akan terbagi nantinya, atau bahkan malah semakin menjadi jauh karena sudah memiliki suatu kewajiban.
Kami tidak akan lagi menginap bersama, bergadang sambil membaca novel, atau pun pergi ke pasar malam lagi... Waktu berjalan dengan begitu cepat, sampai-sampai semua itu akan menjadi kenangan setelah ini. tapi memang semua itu sudah semestinya terjadi, setidaknya kami akan terus bersahabat apapun keadaannya. itu saja mungkin sudah membuatku bahagia.