Aku mengajak Widya untuk menjauh dari kumpulan pemuda itu terlebih dulu, baru kita akan berfikir mau pilih jalan yang mana karena disisi lain Widya masih terlihat keberatan jika harus lewat gang angker itu.
"Gimana Wid? Gak mungkin kan kita mau nunggu disini sampai mereka bubar? Bisa-bisa sampai pagi" ucapku sambil menyedekapkan tangan di depan dada.
"Tapi... Kalau kuntilanak itu masih di sana gimana?" Widya merengek takut.
Aku terdiam sejenak, biasanya kalau dalam kondisi kepepet, aku akan lebih berani. Mungkin cara ini bisa dicoba...
"Gini aja, kalau di gang itu ada hantu nanti... Hal pertama yang kau lakukan adalah membuatku marah" ucapku menatap Widya serius.
"Hah? Kenapa aku harus membuatmu marah? Kau konyol sekali Nimas" Widya tertawa geli.
Aku diam menatap Widya datar sampai dia sadar dan berhenti tertawa. "Ehem... Oke, jangan ngambek gitu dong, kau membuatku takut" ucap Widya menggoyangkan lenganku.