Sepanjang perjalanan aku dan Dika terdiam, Widya juga masih mengiringi kami di belakang. Aku terdiam menunduk menyandarkan keningku di punggung Dika, dari gerakannya Dika khawatir dan mencoba untuk menoleh ke belakang.
"Jangan khawatir Dika, aku hanya ingin bersandar di punggungmu... Boleh kan? Kepalaku terasa berat sekali" ucapku lirih.
"I... Iya Nimas, tapi usahakan kau tetap terjaga ya. Nanti kau bisa terjatuh" Dika khawatir.
"Iya" jawabku singkat.
Dalam keadaanku yang lemah, Dika tidak berani membawa motor dengan kecepatan tinggi. Meskipun Sebenarnya dia khawatir dijalan dan ingin lekas sampai ke rumah, tapi terlalu bahaya juga jika ngebut karena tidak ada seseorang yang menjagaku di belakang.
Dika mencoba untuk mengajak ngobrol, tentang apapun itu yang penting aku tidak diam. Tapi meskipun ketika banyak sekali bicara, tidak ada satupun obrolan yang aku tanggapi. Pikiranku kosong, sibuk merasakan semilir angin yang menerpa tubuhku.
"Bagaimana menurutmu? Konyol kan? Haha"