Tatapanku menjadi liar, aku tidak peduli seberapa ramai orang di sana. Yang jelas, aku ingin sekali menghajar Tina dan teman-temannya sampai mereka juga mengeluarkan darah sama sepertiku.
"Lihat, dia marah" ucap salah satu teman Tina yang mulai terlihat gusar.
"Kenapa? Kau takut? Dia cuma berdua kita kan berempat!" ucap Tina mencoba untuk mempertahankan diri.
Aku semakin dekat ke arah mereka, tanganku sekarang mengepal erat, siap untuk menghantam mulut Tina yang suka berbicara tentangku yang tidak tidak. Semakin aku mendekat, Tina semakin menghindariku.
"Hahahaha" aku tertawa sambil menatapnya tajam.
Baaakkk!!!!
Satu hantaman keras mendarat tepat di bibir Tina, gara-gara bogem mentah dariku Tina langsung terjengkang ke belakang.