"Duh"
Keluh mbak Uma, dia mulai duduk dengan gelisah. Matanya berkeliling ke sekitar mencari sesuatu.
"Kenapa Mbak?" tanyaku sambil menatap Mbak Uma bingung karena tingkahnya.
"Aku kebelet pipis" bisik Uma.
Mendengar Uma ingin ke kamar kecil aku juga ikut membantunya mencari, jarak beberapa meter aku melihat ada tulisan toilet. Aku menunjukkannya kepadanya.
"Itu di sana ada toilet Mbak, kau mau diantar?"
"Tidak Nimas terimakasih, kau tunggu di sini aja nggak papa kan? Apa kamu mau ikut ke toilet juga?"
"Aku nggak deh, tunggu di sini aja Mbak nggak papa"
"Oke. Kalau gitu aku tinggal dulu ya" ucap Uma langsung bergegas pergi.
Tinggallah aku dan Rangga di tempat itu, sepertinya dia masih penasaran. Tapi aku mencoba untuk tidak meladeninya, meskipun terkadang cara berbicaranya masih terus memancingku.
"Sejak kapan kau memiliki kelebihan ini? Powermu boleh juga" ucap Rangga kemudian menatapku serius.
"Entah, mungkin sejak lahir. Kalau urusan power aku nggak begitu paham sih"