Usai sholat subuh aku langsung turun ke bawah, lelah, ngantuk. Tidak mungkin untuk aku tidur lagi karena sudah harus memulai pekerjaanku, sebelum aku turun ke bawah aku menoleh ke arah kamar sebelah. Jendela kaca itu memberi tahu kepadaku kalau mbak Uus juga sudah bangun dari tidurnya, mungkin sebentar lagi dia juga akan turun ke bawah. Lebih baik aku turun terlebih dahulu sebelum pak Burhan dan Bu Sinta keluar dari kamarnya, namun baru saja kakiku mau menapak di tangga tiba-tiba terdengar suara rintihan dari kamar Mbak Uus.
Aku terhenti menajamkan telinga, suara rintihan itu memang berasal dari mulut Mbak Uus. Bukan dari sosok kuntilanak yang biasa menggangguku, sejenak aku masih mendengarkan mbak Uus merintih seperti orang yang sedang menahan perih. Entah apa yang terjadi padanya, biarlah, jika aku menjenguknya dia pasti akan salah paham dan marah-marah nanti. Lebih baik aku diam dan segera turun sekarang.