Aku mencoba untuk menegakkan badan, memperlihatkan kalau gertakan makhluk itu tidak berpengaruh untukku. Meskipun sebenarnya aku lemas melihatnya, apalagi melihat taring dan kukunya yang besar dan kuat.
"Bacah-bocah itu sudah mengotori tempatku!" ucapnya sambil menggerang.
"Mengotori tempatmu?" tanyaku mengerutkan kedua alis.
"Ya" mahkluk itu mulai duduk tenang, mata merahnya menatapku tajam. "Mereka datang untuk membersikan tangannya, tapi salah satu dari mereka meludahi tempatku. Bocah-bocah itu tidak mempunyai tata krama!"
Aku menatap makhluk itu seksama, jadi Nana sakit gara-gara meludah ditempat ini?
"Baiklah, jika memang adikku salah aku minta maaf atas namanya. Apa kau tidak akan memaafkan bocah polos itu?" ucapku menatapnya lembut.
Mahkluk itu terdiam memandangku, kini ia tidak terlihat marah lagi. Sungguh berbeda dengan sikapnya di awal tadi, seperti tidak terkendali.