Kami terus berlari dan berlari tanpa memperdulikan sosok dan suara-suara yang mengganggu dan mencoba menghalangi kami, namun semakin kami berlari cepat dan ingin bergegas keluar dari sana, jalan Makam itu terasa sangat jauh sekali dari pintu keluar.
Kami sudah hampir kehabisan tenaga tapi kami belum berhasil juga melewati pintu keluar, kaki kami mulai berat seperti ada sesuatu yang memegangi. Sedangkan pintu keluar sudah mulai terlihat di mata kami, hampir saja di Reno tergelincir jatuh, namun Dika langsung menangkapnya. Setelah itu kami berusaha sekeras mungkin untuk menggerakkan kaki kami dan keluar dari sana.
"Haaaahhhh. Akhirnya!" ucap Reno.
Kami semua tepar terduduk di atas tanah. Nafas kami tengah, tenaga kami terkuras. Tapi kami lega karena berhasil keluar dari sana. Sedangkan aku melihat Widya menatap dengan tatapan yang kosong.
"Kamu kenapa Widya?" tanyaku sambil menggoyangkan lengannya.