Aku tersentak melangkah mundur dan lemas, rasanya ingin sekali menangis. Mbak Asih memberi tau kalau hantu yang ada di kamar itu berhasil ia musnahkan. Perlahan aku membuka mataku, orang-orang disana terlihat lega.
"Kenapa Nduk?" ucap Mbak Asih mengelus punggungku. "Ternyata kau juga bisa berkomunikasi dengan mereka ya" mbak Asih membelai pipiku. Sedangkan orang-orang disana terlihat terkejut lalu menatapku.
"Apa itu benar?" tanya Yani tidak percaya.
Mbak Tini menatapku khawatir, ia tau kalau aku mencoba menutupinya tapi sekarang malah terbongkar.
"Iya Yan. Gadis ini istimewa, buktinya, penunggu yang ada di kamar ini saja sampai memperingatkan dia untuk pergi dari sini"
"Kau kejam! Tidak seharusnya kau memusnahkan dia!" ucapku bergetar menahan gejolak, aku mengibaskan tangannya untuk tidak menyentuhku.
"Nimas, dia hantu jahat. Sudah tugasku untuk memusnahkannya" ucap mbak Asih menyeringai.