Mataku membulat sempurna saat pertama kali Sandri dengan busana pengantin yang membungkus tubuh rampingnya dengan sempurna. Dengan lengannya yang dipegang erat oleh ayahnya, melangkah dengan perlahan menghampiriku yang telah berdiri menunggunya di altar. Selesai mengucapkan janji suci, aku mengecup bibirnya. Aku tidak bisa mengulum bibirnya seperti yang biasa aku lakukan, khawatir merusak dandanannya. Rasa haru menyelimuti seluruh keluarga setelah proses pengucapan janji berkahir. Suaraku yang sudah kulatih beberapa hari ini agar lantang mengucapkannya, tadi terdengar bergetar. Suara Sandri pun sama. Kami larut dalam suasana khusyuk nan syahdu.